Sultan HB X Jamu Bos IMF dengan Bebek Suwir dan Oseng-Oseng Daun Pepaya

Jamuan santap malam dengan menu khas Keraton Yogyakarta mewarnai perbincangan Sultan HB X dengan bos IMF. Salah satu hidangannya kuliner bebek suwir dan oseng-oseng daun pepaya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 01 Mar 2018, 09:02 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2018, 09:02 WIB
Bos IMF bertemu Sultan HB X
Bos IMF Christine Lagarde bertemu dengan Sultan HB X di Keraton Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Bos International Monetary Fund / IMF Christine Lagarde berkunjung ke Keraton Yogyakarta, Rabu malam, 28 Februari 2018. Perempuan asal Prancis itu mengenakan atasan berwarna emas yang dipadukan dengan rok panjang bermotor batik berwarna senada.

Kedatangan Christine dan rombongan disambut oleh putri bungsu Sultan HB X, GKR Bendara di Gerbang Srimanganti. Sepanjang perjalanan menuju Gedong Jene, tempat Sultan menerima tamu VIP, Bendara bercakap-cakap dengan Christine. Ia menjelaskan kepada bos IMF itu kehidupan, lambang, serta filosofi Keraton Yogyakarta.

Sesampainya di selasa Gedong Jene, Sultan menyambut kedatangan Christine. Ia mengadakan pertemuan tertutup dari media di ruang tamu selama sekitar 15 menit. Setelah itu, keduanya menuju Bangsal Srimanganti untuk menikmati santap malam.

Sultan dan Christine juga sempat bertukar cinderamata. Raja Yogyakarta itu memberikan buku tentang Keraton Yogyakarta, sedangkan Christine memberikan koin berwarna silver lambang IMF.

 


Hidangan Raja Mataram

Bos IMF bertemu Sultan HB X
Bos IMF Christine Lagarde bertemu dengan Sultan HB X di Keraton Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Christine terlihat menikmati suasana yang tidak pernah ditemui selama ini. Termasuk, jamuan makan malam dengan menu khas Keraton Yogyakarta yang belum pernah dicicipinya.

Menu khas Keraton yang disajikan ada beberapa jenis. Sajian pembuka berupa salad huzaren sla, yakni potongan sayuran segar yang disiram dengan fla mayonais.

Tidak ketinggalan semangkuk sop timlo juga dihadirkan. Sop khas Mataram itu rasanya manis namun segar. Sebagai menu makanan utama, nasi putih, bebek suwar-suwir, oseng-oseng daun pepaya, dan udang bakar madu.

Wedang sereh menjadi suguhan minuman dan puding khas Keraton, manuk enom, sebagai pencuci mulut.

 


Menghabiskan Waktu Terlama di Indonesia

Bos IMF bertemu Sultan HB X
Bos IMF Christine Lagarde bertemu dengan Sultan HB X di Keraton Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Saat memberikan sambutan, Christine mengaku terkesan dengan masyarakat di Indonesia. Sambutan ramah dan hangat membekas di hatinya.

"Saya juga senang bisa mengenal Keraton Yogyakarta dan filosofinya," ucapnya.

Christine mengungkapkan kunjungannya ke Indonesia selama sepekan merupakan kepergiannya paling lama di satu negara selama berkantor di Washington DC.

Ia juga bercerita saat di Jakarta bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan diajak ke banyak tempat baru yang belum pernah diketahuinya sama sekali, seperti bertemu dengan nelayan dan berada di pasar ikan.

Ia juga menjelaskan maksud kedatangannya ke Indonesia untuk memperoleh gambaran tentang negara yang akan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan pada Oktober mendatang.

"Masyarakat, pendidikan, anak-anak mudanya, semua berkesan buat saya," ucap Christine.

 


Budaya Jadi Penjinak

Bos IMF bertemu Sultan HB X
Bos IMF Christine Lagarde bertemu dengan Sultan HB X di Keraton Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Sultan HB X merasa senang dengan kunjungan bos IMF ke Keraton Yogyakarta. Ia menuturkan perbincangan saat makan malam hanya percakapan biasa untuk saling mengenal budaya.

Perihal budaya, Sultan juga menyampaikan dalam sambutannya, pendekatan ini mampu menjadi arus utama yang menjinakkan dimensi ekonomi dan politik.

"Dimensi ekonomi dan politik seringkali menimbulkan konflik kolektif tanpa hati," kata Sultan.

Ia berharap dengan pertemuan ini bisa menarik perhatian dunia, yakni ketika budaya mampu mempertajam pemikiran, imajinasi, dan perilaku.

"IMF dan Bank Dunia punya potensi besar untuk mengubah paradigma ekonomi, yang membawa hard approach ke pendekatan budaya yang lebih soft," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya