Habib Luthfi Pekalongan: Bangsa Indonesia Jangan Mau Dibelah Seperti Tumpeng

Ulama karismatik tanah air, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyerukan ajakan pilkada serentak yang damai di hadapan sekitar 5.000 lebih warga muslim Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 09 Mei 2018, 02:00 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2018, 02:00 WIB
seruan pilkada damai habib luthfi
seruan pilkada damai habib luthfi (Liputan6.com/jayadi supriadin)

Liputan6.com, Garut - Ulama karismatik Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyerukan ajakan pilkada serentak yang damai di hadapan sekitar 5.000 lebih warga muslim Garut, Jawa Barat untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Garut sore tadi. garut

"Tidak hanya di Garut saja tapi di seluruh Indonesia yang menggelar pilkada," ujarnya dalam tausiyah Tablig Akbar, mewujudkan pilkada damai, di mapolres Garut, Selasa sore (8/5/2018).

Ulama asal Pekalongan, Jawa Tengah itu mengatakan, ancaman perpecahan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang berdaulat sudah didepan mata. Perbedaan cara pandang akibat perbedaan pilihan seperti pilkada, selalu menjadi alasan klasik untuk menghancurkan sebuah bangsa.

"Saya tidak prihatin partai banyak, tapi justru prihatin kalau bangsa berpecah belah, kaya tumpeng (nasi) mau dibelah jadi berapa, mau jadi 6, jadi 9 mau jadi berapa," papar dia.

Ia mencontohkan, adanya falsafah hidup bangsa Pancasila yang dirumuskan seluruh tokoh bangsa baik muslim atau pun non muslim, memberikan banyak pelajaran pentingnya menghormati keberagaman dalam satu bingkai negara NKRI.

"Dan ingat peran aulia (wali) dan pahlawan itu besar sekali, meskpun jasadnya telah meninggal namun peran mereka tetap terjaga," kata dia.

Oleh karena itu, ia terus mengingatkan masyarakat Indonesia, agar tetap rukun menjaga silaturahmi, sehingga kerukunan masyarakat tetap terjaga.

"Apakah kami akan memberikan kesempatan kepada oknum manusia yang zolim untuk pecah belah Indonesia ini, kita tidak rido," ujar dia yang diikuti seruan takbir dari jemaah Garut tersebut.

Habib Yahya menilai, keutuhan NKRI selama ini merupakan buah kuatnya persatuan yang tetap dipertahankan rakyat. "Kalau satu bangsa dipukul dari depan sudah tidak mempan maka salah satu caranya dirusak dari dalam," ujarnya.

 

Tausiah Untuk Turunkan Tensi Politik

ribuan jemaah membawa papan kampanye anti hoax
ribuan jemaah membawa papan kampanye anti hoax (liputan6.com/jayadi supriadin)

Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto mendukung upaya rekonsiliasi yang disampaikan Habib Luthfi. Menurutnya, isi ceramah yang disampaikan salah satu ulama senior di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) itu, diharapkan mampu menurunkan tensi politik nasional, yang tengah memasuki masa kampanye dan debat terbuka antar calon.

"Buat kami ceramahnya sangat menyejukan, intinya kita harus cinta tanah air dan menjaga keutuhan bangsa," ujarnya.

Hal yang sama disampaikan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna. Menurutnya isi cermah yang disampaikan ulama yang habib itu merupakan ajakan cinta damai, jaga persatuan dan kesatuan umat, serta saling menjaga toleransi antar sesama umat beraga.

"Dan intinya itu tadi NKRI harga mati," kata dia.

Dalam tablig akbar yang berakhir petang tadi, tak kurang dari 5.000 jemaah dari berbagai golongan mulai NU, Muhamadiyah hingga Persis se kabupaten Garut, nampak membanjiri area lapangan Mapolres Garut tersebut.

"Kita buat undangan sekitar 10 ribu habis semua, tapi intinya lebih dari 5.000 jemaah telah datang," kata dia.

Budi berharap dengan adanya pesan seorang ulama, masyarakat Garut lebih dewasa dalam bertindak dan mampu bersikap bijaksana dalam menghadapi setiap perbedaan yang ada di masyarakat. "Jaga kondusifitas, jaga keragaman agar pilkada kita damai," pinta dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya