Yogyakarta - Gelombang pasang terjadi di perairan selatan wilayah pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ombak mendadak lebih menjorok masuk ke wilayah pantai dan mengakibatkan puluhan bangunan di tepi pantai rusak.
Sejumlah warga melaporkan tingginya gelombang di pesisir pantai Yogyakarta melalui media sosial. Salah satunya adalah video diunggah oleh akun Instagram @triheruwiyono_.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, sejumlah tenda yang berdiri di pesisir Pantai Greweng, Gunungkidul, Yogyakarta, disapu ombak besar yang mendadak datang. Padahal, lokasi tenda selama ini aman dari ombak karena cukup jauh dari bibir pantai.
Advertisement
Dalam video tersebut, pemilik akun menerangkan bahwa peristiwa itu terjadi pada Minggu, 15 Juli 2018, sekitar pukul 08.30 WIB. Ada sekitar 30 tenda yang berdiri saat ombak besar menerjang wilayah itu. Meski begitu, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya beberapa bawaan pengunjung seperti tas dan sandal terbawa hanyut.
Baca Juga
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Marjono mengatakan, dampak dari terjadinya gelombang tinggi itu dirasakan di wilayah pantai yang masuk Kecamatan Tepus dan Tanjungsari.
"Untuk Pantai Baron sementara belum ada kerusakan," katanya saat dihubungi, Kamis, 19 Juli 2018.
Dari data yang berhasil dikumpulkan Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, di Pantai Somandeng, setidaknya ada 15 gazebo rusak. Kemudian di Pantai Ngandong, dua gazebo, tiga lapak pedagang, dan empat warung makan.
Di Pantai Drini, ada lima kapal milik nelayan yang rusak, satu gazebo hilang, tiga gazebo rusak, serta 20 jaring ikan yang ikut hanyut terbawa arus laut.
Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.
Penyebab Gelombang Tinggi
Djoko Budiyono, Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengatakan, beberapa hari lalu pihaknya telah memberikan peringatan akan adanya gelombang tinggi itu.
Gelombang tinggi itu muncul karena siklon tropis Son Tinh di Laut Cina Selatan dan siklon tropis Ampil di utara Filipina. "Meski letaknya sangat jauh, namun dampaknya yaitu meningkatkan kecepatan angin di selatan Jawa," katanya.
Selain itu, gelombang tinggi dipengaruhi oleh munculnya daerah tekanan tinggi di Australia. Perbedaan tekanan udara antara selatan dan utara ekuator ini memicu peningkatan kecepatan angin di selatan Jawa. Akibatnya, terjadilah gelombang tinggi di selatan Yogyakarta.
Kondisi ini diprediksi terjadi sejak Selasa, 17 Juli 2018, hingga Minggu, 22 Juli 2018 mendatang. "Sebagai informasi untuk Juli dan Agustus secara umum potensi tinggi gelombang selatan Jawa cukup besar," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement