Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta menyatakan hujan deras di Daerah Istimewa Yogyakarta disebabkan adanya area konvergensi atau pertemuan angin di sebagian besar Pulau Jawa.
"Area konvergensi itu memicu pertumbuhan awan-awan hujan yang berdampak pada peningkatan intensitas hujan hingga tiga hari mendatang," kata Kepala Kelompok Operasional Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono, di Yogyakarta, Minggu (26/3/2017), dilansir Antara.
Menurut dia, kemunculan area konvergensi atau pertemuan angin di sebagian besar Pulau Jawa termasuk DIY disebabkan keberadaan low pressure atau tekanan udara rendah di Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Jawa dan sebelah utara Australia.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan sesuai pengamatan yang dilakukan di Stasiun Klimatologi BMKG DIY, curah hujan di DIY saat ini tercatat mencapai 52 milimeter per hari yang masuk kategori lebat. Sedangkan kecepatan angin mencapai 25 knot atau 27 kilometer per jam. Kondisi itu diperkirakan berlangsung hingga 28 Maret 2017.
"Hujan diprediksi akan terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang," kata dia.
Selain berdampak peningkatan intensitas hujan, ia mengatakan, tekanan udara rendah juga berpotensi menaikkan tinggi gelombang laut. Saat ini tinggi gelombang di perairan selatan Yogyakarta berkisar antara 1,25-2,5 meter, sedangkan di Samudra Hindia gelombang laut bisa mencapai 2,5-4 meter.
Dengan kondisi cuaca tersebut, ia mengimbau masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan jalan licin yang mungkin dapat terjadi.