Isu Bakso Daging Babi Menyebar di Banyumas, Benarkah?

Tak hanya omzet yang menurun, pedagang bakso di Banyumas mengaku khawatir akan keselamatannya seiring menyebarnya isu bakso daging babi.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 01 Agu 2018, 09:01 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2018, 09:01 WIB
Ilustrasi – Bakso. ( Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).
Ilustrasi – Bakso. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Liputan6.com, Banyumas - Sepekan terakhir, warga Banyumas, Jawa Tengah heboh mengenai kabar tertangkapnya pedagang bakso daging babi. Belakangan diketahui isu itu adalah kabar tak benar alias hoaks.

Kepolisian telah mengklarifikasi isu ini agar masyarakat tak resah.Tetapi, kabar sumir itu sudah kadung menyebar liar. Apalagi, kabar itu dilengkapi dengan gambar yang cukup meyakinkan, salah satunya sempat diterima Liputan6.com, akhir Juli 2018 lalu.

Dalam foto tersebut, seseorang diapit oleh anggota polisi. Dalam keterangannya disebut bahwa foto itu adalah penangkapan pedagang bakso daging babi.

Kabar hoax bakso daging babi ini pun langsung berimbas pada pedagang bakso, terutama di Kecamatan Kalibagor. Mendadak, warung bakso sepi pembeli.

Para pedagang mengalami penurunan omzet akibat isu bakso daging babi ini. Mereka pun mengadu ke kepolisian.

Alasan utama adalah untuk mengklarifikasi bahwa bakso daging celeng adalah hoaks dan tak sesuai fakta. Lainnya, sejumlah pedagang khawatir keselamatannya lantaran isu tersebut.

Kepala Polsek Kalibagor, AKP Agus Bowo Astoto menerangkan, isu bakso daging babi itu diduga berawal dari terciduknya seorang pedagang daging celeng di Pekaja Kecamatan Kalibagor, berinisial JMN. Bisnis daging yang diharamkan oleh muslim ini membikin resah warga.

Aksi Jajan Bakso Bersama

Polisi melakukan aksi jajan bakso bersama demi tepis isu bakso daging babi. ( Foto: Liputan6.com/Polsek Kalibagor/Muhamad Ridlo).
Polisi melakukan aksi jajan bakso bersama demi tepis isu bakso daging babi. (dok. Polsek Kalibagor/Muhamad Ridlo).

Warga menuntut agar JMN menghentikan penjualan daging babi. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, polisi memediasi pertemuan antara tokoh masyarakat dengan JMN.

Singkat cerita, JMN pun secara sukarela menghentikan jual beli daging celeng yang telah dilakoninya kurang lebih setahun ini. Persoalan ini selesai dengan cara kekeluargaan.

Namun, rupanya isu ini berembus liar. Entah sengaja dipelintir atau mengalami distorsi informasi, kabar penghentian aktivitas jual beli daging babi ini berubah menjadi informasi mengenai tertangkapnya pedagang bakso daging celeng atau babi.

"Tersebar di media sosial sehingga memicu keresahan baru di masyarakat," Agus menerangkan.

Kepolisian tak tinggal diam dengan hoaks yang kadung menyebar ini. Agus menegaskan JMN bukanlah pedagang bakso. Ia memang spesialis penjual daging celeng.

Celeng tersebut konon dibelinya dari pemburu. Lantas, dagingnya dijualnya di kelompok terbatas. Hanya saja, penjulan daging babi hutan ini juga diketahui masyarakat umum dan membuat resah.

Selain mengklarifikasi, kepolisian juga menggelar jajan bakso bersama untuk membuktikan bahwa bakso yang dijajakan pedagang di sekitar Kalibagor aman dan tak mengandung daging babi.

"Dia itu memang penjual daging babi. Isu yang berkembang malah jual bakso daging babi," kata Agus, mengklarifikasi.

Agus juga berharap agar masyarakat tak menelan mentah-mentah informasi yang beredar di media sosial. Cek dan ricek harus dilakukan untuk memastikan informasi. Lebih baik, warga melapor ke kepolisian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya