Kecapaian Cari Makan, Anak Bekantan Terkapar Lemas

Sudah keempat kalinya petugas mendapati bekantan berusaha menyeberangi Sungai Mentaya, Sampit, yang lebarnya 250 meter.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2018, 16:31 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2018, 16:31 WIB
Bekantan di Kebun Binatang Singapura
Bekantan mempunyai wajah khas berwarna biru ketika masih bayi (Foto: Wildlife Reserves Singapore)

Liputan6.com, Sampit - Warga Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kembali menyelamatkan satu ekor bekantan (Nasalis larvatus) yang hanyut di Sungai Mentaya yang diduga menyeberang sungai untuk mencari makanan.

"Bekantan yang ditemukan kemarin ini masih usia anak dan berjenis kelamin betina. Kalau yang ditemukan sehari sebelumnya itu jantan dewasa," kata Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng wilayah Sampit, Muriansyah di Sampit, Kamis (2/8/2018), dilansir Antara.

Anak bekantan itu ditemukan di pinggir Sungai Mentaya di Jalan Iskandar Kecamatan Mentawa Baru Ketapang pada Rabu, 1 Agustus 2018. Anak bekantan itu ditemukan dalam kondisi lemas, diduga kelelahan setelah berenang menyeberang dari hutan di kawasan Mentaya Seberang.

"Tadi baru saja anak bekantan itu kami lepaskan ke hutan di kawasan Mentaya Seberang, Kecamatan Seranau," ujar Muriansyah.

Anak bekantan itu ditemukan tidak terlalu jauh dari penemuan bekantan jantan dewasa yang ditemukan hanyut pada Selasa, 31 Juli 2018. Ia ditemukan seorang pelajar bernama Dedy Irwansyah, sehabis maghrib.

Dedy lalu menyerahkan anak bekantan ke Polsek Ketapang. Meski lemas, anak bekantan itu sempat mengigit Dedy.

Pihak BKSDA yang mendapat informasi, langsung datang membawa kandang dan mengevakuasi anak bekantan itu dari Polsek Ketapang.

Kamis pagi, anak bekantan itu dilepaskan kembali ke hutan di kawasan Mentaya Seberang yang diduga merupakan habitat tempat satwa langka itu sebelum berenang menyeberangi sungai selebar 520 meter.

 

 

Keempat Kali

bekantan kalimantan
(Istimewa)

Ini merupakan kejadian keempat kalinya warga menemukan bekantan hanyut di pinggir sungai. Ini menjadi perhatian serius BKSDA karena makin banyak kera hidung panjang itu yang berusaha menyeberang sungai.

Muriansyah mengatakan, pihaknya akan melakukan observasi ke sungai di Kecamatan Seranau. Tujuannya untuk mengetahui kemungkinan penyebab sehingga banyak bekantan yang ingin meninggalkan hutan tersebut.

Menurutnya, dugaan yang paling kuat menjadi penyebabnya adalah faktor sumber makanan. Bekantan diduga berani menyeberang sungai karena ingin mencari lokasi sumber makanan yang baru.

"Dugaan bekantan menyeberang karena berkelahi dengan bekantan lainnya, bisa terbantahkan dengan kasus yang terakhir ini. Yang terakhir ini, bekantan yang menyeberang masih kecil. Belum bisa berkelahi," ucap Muriansyah.

"Dugaan lainnya, karena diburu manusia, juga masih bisa dimungkinkan," tambahnya.

Muriansyah berterima kasih atas kesadaran dan bantuan warga sehingga bekantan itu bisa dikembalikan ke hutan. BKSDA mengimbau warga tetap hati-hati jika menemukan bekantan untuk mencegah terjadinya hal tidak diinginkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya