Blusukan ke Bangunan Ksiti Hinggil Keraton Kanoman Cirebon yang Unik

Di era Kaprabonan Caruban, Ksiti Hinggil adalah pura tempat penobatan raja, salah satunya adalah Pangeran Cakrabuana

oleh Panji Prayitno diperbarui 16 Sep 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2018, 07:00 WIB
Menilik Keunikan Bangunan Ksiti Hinggil Keraton Kanoman Cirebon
Ksiti Hinggil menjadi bangunan ikonik dari Keraton Kanoman Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Keraton Kanoman salah satu peninggalan sejarah kerajaan di Cirebon. Keraton ini menjadi salah satu tujuan wisata para pengunjung di luar Cirebon.

Keraton Kanoman memiliki bangunan yang khas. Pengunjung langsung disuguhi pemandangan komplek persegi empat dan pintu besar bernama Ksiti Hinggil.

"Ksiti Hinggil artinya Tanah Tinggi dan memang tinggi bangunan ini berbeda dengan bangunan lain yang ada di Kanoman," kata Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina, Jumat 15 September 2018.

Dia menjelaskan, Ksiti Hinggil menjadi bangunan ikonik dari Keraton Kanoman Cirebon. Secara kasat mata, bangunan tersebut seakan tidak simetris.

Selain itu, keunikan bangunan tersebut adalah ketika difoto dari sudut yang berbeda, Ksiti Hinggil tetap nampak indah dan megah. Dia mengatakan, Ksiti Hinggil memiliki makna filosifis yang sangat tinggi.

"Makna filosofis ada di setiap pintu masuk Ksiti Hinggil," kata Arimbi.

Dalam memasuki komplek Ksiti Hinggil, pengunjung akan menempuh lima titian. Terdapat tiga buah pintu masuk ke dalam komplek Ksiti Hinggil.

Pintu Syahadatein menghadap ke utara, pintu Kiblat menghadap ke Barat dan Pintu Solawat menghadap ke Selatan. Dia menjelaskan, makna filosofinya apabila seseorang ingin mencapai derajat yang tinggi maka kita harus membaca syahadat sebagai syarat muslim.

Pintu kiblat memiliki makna salah satu kewajiban seorang muslim adalah melaksanakan ibadah salat.

"Pintu solawat bermakna agar seorang muslim senantiasa mengucapkan kalimat sholawat Nabi Muhammad sebagai junjungan dan tauladan umat Islam," kata Arimbi.

Penobatan Walangsungsang

Menilik Keunikan Bangunan Ksiti Hinggil Keraton Kanoman Cirebon
Mande Manguntur bangunan yang ada di dalam komplek Ksiti Hinggil Keraton Kanoman Cirebon tempat Sultan memberikan wejangan, berita, hukum hingga ajaran Islam kepada masyarakat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Arimbi menyebutkan di dalam Kompleks Ksiti Hinggil terdapat dua bangunan yakni Mande Manguntur dan Bangsal Sekaten. Kedua bangunan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda.

Mande Manguntur merupakan tempat Sultan menyampaikan wejangan, berita, hukum, atau ajarana agama kepada masyarakat. Selain itu, berfungsi juga sebagi tempat pelinggihan Sultan saat hadir dan menyaksikan berbagai macam upacara di Keraton Kanoman Cirebon.

"Mande Manguntur juga tempat Batu Gilang, tempat calon raja dalam upacara penobatan menjadi raja," sebutnya.

Di hadapan Mande Manguntur terdapat Bangsal Sekatan. Bentuk persegi panjang dengan konstruksi Malang Semirang.

Bagian bawah Bangsa Sekatan terdapat ruangan dengan rongga resonansi yang terhubung ke Gunung Jati. Dia menyebutkan, fungsi Bangsal Sekaten sebagai tempat pementasan Gamelan Sekaten peninggalan Sunan Kalijaga.

Pementasan Gamelan Sekaten dilakukan setiap satu tahun sekali tanggal 8 - 12 bulan Mulud.

"Di era Kaprabonan Caruban, Ksiti Hinggil adalah pura tempat penobatan raja. Salah satunya penobatan Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana menjadi Sri Mangana," sebut Arimbi.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya