Detik-Detik Longsor Nyaris Menimbun 1 Keluarga di Cilacap

Tebing setinggi kurang lebih empat meter dan panjang 15 meter itu longsor dan nyaris menimpa rumah di Sumpinghayu, Cilacap

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 05 Nov 2018, 08:01 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2018, 08:01 WIB
Longsor tebing nyaris menimbun satu rumah di Cilacap. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)
Longsor tebing nyaris menimbun satu rumah di Cilacap. (Foto: Liputan6.com/BPBD Cilacap/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Sebenarnya hujan mulai turun di Cilacap, Jawa Tengah sejak akhir Oktober lalu. Tetapi, intensitasnya masih ringan dan bersifat tak merata.

Jangankan mengairi sawah, bahkan air yang tercurah di awal musim penghujan itu pun tak sanggup membuat sumur warga terisi. Ladang dan sawah masih kering.

Sabtu, 3 November 2018, doa-doa terkabul. Hujan mulai turun sejak pagi setelah didahului mendung selama dua hari. Intensitasnya bahkan semakin meningkat menjelang sore hari.

Celakanya, hujan deras itu menyebabkan longsor di Desa Sumpinghayu, Kecamatan Dayeuhluhur, desa yang berada di kawasan perbukitan. Longsor itu nyaris menimbun rumah milik keluarga Wardaya di Dusun Kadiluhur RT 01/1.

Tanah yang mula-mula rekah lantaran kering kemarau menyebabkan air hujan merembes masuk. Akibatnya, turap atau benteng penguat tebing pun tak kuasa menahan beban tanah di atasnya.

Petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majenang, Muhadi mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, saat hujan deras mengguyur Sumpinghayu nyaris seharian.

Informasi yang diperolehnya, tebing setinggi kurang lebih 4 meter dan panjang 15 meter itu longsor dan nyaris menimpa rumah. Beruntung, longsor itu tak berlanjut dan hanya merusak gubuk di sebelah rumah Wardaya, merusak antena parabola serta merobohkan beberapa pohon.

Menurut dia, rumah Wardaya pun hanya rusak ringan di bagian atap. Kemungkinan, atap rusak akibat sabetan pohon yang turut roboh dalam peristiwa longsor ini.

Tragedi Pohon Duku Tua di Banyumas

Dahan pohon duku berusia tua patah dan menimpa rumah di Sumbang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)
Dahan pohon duku berusia tua patah dan menimpa rumah di Sumbang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)

"Saat hujan-hujannya (deras-derasnya-red). Tapi nggak mengenai rumah. Cuma hampir," kata Muhadi, Minggu, 4 November 2018.

Muhadi menerangkan, informasi itu diperoleh dari kepala desa Sumpinghayu yang memberi laporan awal. Namun, hingga Minggu petang (4/11/2018) ia belum memperoleh laporan lengkap, termasuk upaya penanganan bencana longsor ini.

Dia mengungkapkan, lokasi longsor berada di daerah pegunungan yang sulit diakses. Akses komunikasi pun terbatas.

"Ya karena hujan kemarin itu kan hampir seharian. Belum (pernah hujan deras), baru kemarin itu hujan yang cukup deras. Hampir seharian itu," Muhadi mengungkapkan.

Pada Minggu, informasinya warga Sumpinghayu bekerja bakti untuk menyingkirkan material dan memperkuat turap tebing. Dikhawatirkan, jika material longsoran itu tak disingkirkan bisa memicu dampak lebih parah jika kembali turun hujan lebat.

Di hari yang sama, di Desa Kedungmalang Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas satu rumah dilaporkan tertimpa dahan pohon duku yang patah. Beruntung, peristiwa ini tak sampai menyebabkan korban jiwa.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas, Kusworo mengatakan dahan yang cukup besar tiba-tiba patah menimpa rumah Suwarso di RT 02/1. Dahan patah itu menimpa emperan atap depan rumah dan gerobak mie ayam.

Pohon diperkirakan sudah terlalu tua sehingga keropos dan tak bisa menopang dahan yang bertambah berat saat tertimpa air hujan. Hal itu terlihat dari ukuran pohon duku yang cukup besar, berdiameter 1,5 meter.

Sabtu sore itu juga, warga setempat bekerja bakti menyingkirkan dahan yang menimpa rumah Suwarso. "Kerugian diperkirakan sebesar Rp 1,5 juta," ucap Kusworo.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya