Dampak Kecelakaan Tunggal Bus Kramat Jati di Cicalengka

Kecelakaan tunggal bus Kramat Jati bisa dihindari jika kondisi kendaraan baik dengan sopir dan kondektur dalam keadaan fit.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 07 Feb 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2019, 19:00 WIB
Dampak Kecelakaan Tunggal Bus Kramat Jati
Kecelakaan tunggal yang dialami Bis Kramat Jati di Jalan By Pass Cikopo, Cicalengka, Kabupaten Bandung, dini hari kemarin, langsung mendapatkan respon cepat jajaran satuan lalu lintas polres Garut, Jawa Barat Rabu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Kecelakaan tunggal yang dialami bus Kramat Jati di Jalan Bypass Cikopo, Cicalengka, Kabupaten Bandung, kemarin, Rabu, 6 Februari 2019, langsung mendapatkan respon cepat jajaran satuan lalu lintas Polres Garut, Jawa Barat.

Sebanyak 10 angkutan umum dari bus, elf, hingga angkutan kota berhasil diamankan petugas, bahkan sekitar 20 surat kendaraan langsung ditahan karena telah kedaluarsa dan belum melunasi sejumlah kewajiban pajak.

"Selain pengecekan berkala, secara bersamaan tadi ada musibah itu (Kecelakaan Kramat Jati)," ujar Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, saat memimpin razia gabungan di terminal Guntur-Ciawitali Garut, Rabu sore.

Menurut Budi, kecelakaan tunggal bus Kramat Jati bisa dihindari jika kondisi kendaraan baik dengan sopir dan kondektur dalam keadaan fit. Untuk itu, Polres Garut meminta agar seluruh perusahaan otobus dan angkutan umum lainnya, memperhatikan kelayakan kendaraan yang digunakan.

Apalagi saat musim hujan dengan intensitas hujan tinggi saat ini, dibutuhkan kondisi kendaraan yang cukup prima agar aman dalam perjalanan. "Kami akan panggil mereka (pengusaha angkutan), minta tanggung jawabnya dari perusahaan untuk memperhatikan armadanya, kalau tidak terpaksa kami tidak izinkan beroperasi," ujarnya.

Saat razia kemarin, sejumlah armada yang diamankan memang dalam kondisi tidak layak, mulai badan mobil yang keropos, kemudian tidak adanya rem tangan, hingga kondisi mobil yang mogok.

"Wah hujan gini harus ada wiper-nya Pak, bapak ini bukan bawa ayam potong, tapi penumpang, bawa ayam potong saja harus tertib Pak, mohon saya amankan dulu ya," ujar Budi kepada Hendy, sopir salah satu bus antarkota dalam provinsi.

Hal yang sama disampaikan kepada Tantan, sopir otobis jurusan Bandung-Cicaheum. Dia tidak bisa mengelak saat Budi menemukan ketidaklayakan badan kendaraan yang sudah reyot, termasuk tidak adanya rem tangan pada kelengkapan kendaraan.

"Ini bannya sudah gundul lagi, hati-hati nanti celaka, bagaimana kalau nanti nyodor (masuk) ke jurang selesai tuh urusan," ujar Budi sedikit mengingatkan sopir.

Tantan mengaku, jika ia hanya menjalankan armada, sementara tanggung jawab kendaraan semuanya ditanggung perusahaan. "Mohon maaf ya Pak sebelum semuanya diperbaiki, saya amankan dulu ya," Budi menegaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya