Liputan6.com, Sampang - Ketika melantik Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) formasi tahun 2018 di Pendopo Jalan Wijaya Kusuma, Senin siang, 1 April 2019, Bupati Sampang Slamet Junaidi blak-blakan bercerita bahwa dia didatangi seorang CPNS beberapa hari sebelum pelantikan itu. Si CPNS tersebut meminta agar ditugaskan magang di tempat yang nyaman, dekat ke mana-mana, dan bukan di pelosok.
Baca Juga
Advertisement
Junaidi mengaku langsung menolak lobi-lobi seperti itu. Dia pun menasihati agar si CPNS tak bermental cengeng. Caranya, niatkan magang itu sebagai salah satu sarana ibadah agar tak terasa berat menjalaninya. "Niat harus tulus mengabdi untuk kebaikan Kabupaten Sampang, maka akan terasa ringan," kata dia.
Dia pun mencontohkan anaknya yang baru lulus sekolah kedokteran, ketika tiba saatnya magang, malah memilih ditempatkan di desa terpencil. "Malah anak saya yang jadi dokter mau ditempatkan di tempat yang jauh, yang akses jalannya tidak bisa dilalui oleh kendaraan," ujar dia.
Maka Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sampang, Yuliadi Setiawan memastikan penempatan magang 222 CPNS itu tanpa intervensi pihak manapun. Pemerintah daerah, kata Yuliadi, hanya menentukan lokasi magang di 10 kecamatan, tetapi penempatan para CPNS diacak. "Yang diacak ini adalah CPNS yang lolos seleksi dari jalur umum, jumlahnya 75 orang," ujar dia.
Data Badan Kepegawain Sampang menyebut total jumlah CPNS yang dilantik sebanyak 222 orang. Rinciannya, 75 CPNS lolos passing grade lewat jalur umum dan sisanya 147 CPNS dari honorer K2. CPNS jalur umum terdiri dari 48 tenaga kesehatan dan 27 orang bidang teknis. Sedangkan, jalur K2 terdiri dari 145 guru dan 2 orang tenaga kesehatan.
"Penempatan magang kami acak dan atas sepengetahuan para CPNS," Yuli menegaskan.
Simak video pilihan berikut ini: