Observatorium Bosscha Pantau Hilal di Lembang dan Kupang

Tim Observatorium Bosscha akan melaksanakan pengamatan hilal di Observatorium Bosscha, Lembang dan di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 05 Mei 2019, 16:38 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2019, 16:38 WIB
Kubah di Observatorium Bosscha
Teleskop Zeiss milik Observatorium Bosscha disimpan di bangunan berkubah rancangan arsitek C. P. Wolf Schoemacher. (Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung Tim Observatorium Bosscha akan melaksanakan pengamatan hilal di Observatorium Bosscha, Lembang dan di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pengamatan di dua tempat tersebut dilaksanakan pada Minggu (5/5/2019).

Mengutip siaran persnya, Direktur Observatorium Bosscha, Premana W Premadi mengatakan, kegiatan pengamatan di dua tempat tersebut dimulai dari pagi hari hingga bulan terbenam di ufuk barat.

"Kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi dan ketebalan sabit bulan, dan juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Ramadhan 1440 H," kata Premana.

Rukyatul hilal, lanjut Premana, dilakukan pada sore hari dan deteksi sabit bulan dilakukan setelah matahari terbenam. "Sabit yang tampak setelah matahari terbenam ini disebut sebagai hilal," ujarnya.

Observatorium Bosscha setiap tahunnya menjadi salah satu tujuan lokasi rukyatul hilal Ramadan dan Syawal oleh perukyat dari Kantor Kementerian Agama daerah setempat dan beberapa organisasi massa Islam.

Kegiatan pengamatan di Kupang kali ini merupakan lanjutan kerja sama Observatorium Bosscha dengan Kementerian Agama Republik Indonesia Subdit Hisab Rukyat dan Syariah Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Ditjen Bimas Islam, dan didukung oleh tim dari Universitas Nusa Cendana (UNDANA) dan pegiat pendidikan astronomi di Kupang dengan support instrumen dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Pengamatan dilakukan di kampus Universitas Nusa Cendana (UNDANA), tepatnya di rooftop Asrama Rusunawa PPG UNDANA.

"Pengamatan di Observatorium Bosscha dan di Kupang menggunakan teleskop berukuran 106 mm berjenis refraktor dan detektor kamera berbasis CCD, yang dilanjutkan dengan proses pengolahan citra," kata Premana.

Observatorium Bosscha juga menyediakan satu perangkat teleskop dilengkapi lensa okuler untuk digunakan langsung oleh masyarakat yang ingin melihat.

Di Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal Ramadan dan Syawal adalah pemerintah Republik Indonesia melalui proses sidang isbat.

Tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya