Napi LP Wirogunan Bebas Berdansa dengan Shaggydog

Mereka menggelar konser sembari buka puasa bersama di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan,

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Jun 2019, 01:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2019, 01:00 WIB
Ulang Tahun Shaggydog
Band ska Shaggydog merayakan ulang tahun ke-22 di Lapas Wirogunan Yogyakarta (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Band ska tersohor Shaggydog merayakan ulang tahun yang ke-22 dengan cara yang tidak biasa. Mereka menggelar konser sambil buka puasa bersama di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan, Senin (3/6/2019).

Alhasil, konser yang digelar di lapangan dalam lapas itu pun bergemuruh. Ratusan warga binaan, laki-laki maupun perempuan, tua dan muda, berjingkrak mengikuti irama musik Shaggydog yang rancak.

Mereka tampil sekitar 45 menit. Heruwa dkk naik ke panggung pada pukul 16.45 WIB. Mereka membawakan sekitar 10 lagu yang sangat familiar di telinga pendengarnya. Sebut saja, Sayidan, Ambilkan Gelas, Honey, Jalan-Jalan, dan sebagainya.

"Kami ingin merayakan ulang tahun dengan berbagi di Bulan Ramadan," ujar Heruwa, vokalis Shaggydog.

Ia menuturkan, ide untuk bermain di lapas muncul begitu saja. Sebenarnya, bukan pertama kali ini Shaggydog konser di lapas.

Heruwa mengungkapkan sekitar 10 tahun lalu mereka juga pernah bermain di Lapas Cebongan Sleman, namun bukan untuk merayakan ulang tahun. Ia juga mengaku tidak ada persiapan khusus yang dilakukan saat akan tampil di Lapas Wirogunan.

"Bedanya dengan konser di luar, di sini (Lapas Wirogunan) tidak boleh bawa ponsel," kata Heruwa.

Selain konser dan buka bersama di Lapas Wirogunan, Shaggydog juga menyumbangkan alat musik kepada Lapas Wirogunan. Lapas itu memang memiliki band bernama Wiro Band yang beranggotakan warga binaan.

Gitaris Shaggydog, Richard, menyumbangkan gitar miliknya. Selain itu, ada pula bass dan amplifier dari Diana Musik yang ikut disumbangkan.

Simak video pilihan berikut

 

Resep 22 Tahun

Ulang Tahun Shaggydog
Band ska Shaggydog merayakan ulang tahun ke-22 di Lapas Wirogunan Yogyakarta (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Bassis Shaggydog Bandizt mengungkapkan resep bandnya bisa bertahan selama 22 tahun. Shaggydog yang lahir pada 1 Juni ini menerapkan toleransi di antara para personelnya.

"Kalau ada masalah harus cepat diselesaikan, band ini bukan sekadar hubungan musik tetapi juga sudah seperti keluarga sendiri," kata Bandizt.

Para personel saling mengenal keluarga satu dengan yang lainnya. Bahkan ia berkelakar kalau sedang berkumpul seperti membentuk trah keluarga baru, trah Shaggydog.

Shaggydog juga berencana merilis album baru. Tidak hanya itu untuk mengenang perjalanan lebih dari dua dasawarsa, Shaggydog juga akan meluncurkan buku foto.

"Sedang proses, kalau materi fotonya sudah siap tetapi kami sedang berdiskusi untuk penulisannya," ucapnya.

Bandizt juga teringat saat pertama kali mereka main di lapas Cebongan. Ia menuturkan, warga binaan kala itu banyak yang dikenalnya. Ia beralasan ketika itu, mereka masih muda.

"Kalau sekarang di lapas Wirogunan mungkin sudah tidak ada yang kami kenal, tetapi justru petugasnya ada yang warga Sayidan," tuturnya.

 

Tausiyah Gus Miftah

Ulang Tahun Shaggydog
Band ska Shaggydog merayakan ulang tahun ke-22 di Lapas Wirogunan Yogyakarta (Liputan6.com /Switzy Sabandar)

Perayaan ulang tahun Shaggydog Tifak hanya sekadar konser. Mereka juga menggandeng Gus Miftah untuk memberikan tausiyah kepada warga binaan Lapas Wirogunan.

Dalam ceramahnya, pengasuh Ponpes Ora Aji Tundan ini mengajak warga binaan untuk memiliki gas dan rem dalam kehidupan sehari-hari.

"Kapan bisa ngegas dan kapan bisa ngerem, kapan harus menggunakan iman, dan kapan harus menggunakan nafsu, supaya kehidupan manusia seimbang," kata Gus Miftah.

Gus Miftah mengaku terakhir kali berceramah di Lapas Wirogunan empat tahun lalu. Kesibukan dan putus kontak menjadi alasannya.

"Berbeda dengan ceramah di lokalisasi, kalau di lapas kan birokrasinya juga tidak mudah," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya