Liputan6.com, Purbalingga - Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah selama ini lebih dikenal sebagai desa wisata religi. Olah raga alam, berupa river tubing dan rafting belum begitu dikenal.
Sungai Klawing yang mengalir di desa ini menjanjikan segalanya. Klawing memacu adrenalin, sekaligus menikmati pesona bentang alam sepanjang alirannya.
Sepanjang rute river tubing wisatawan bakal disuguhi pemandangan alamnya yang membuai. Kehidupan khas pedesaan, sawah, dan jembatan-jembatan kecilnya adalah bentang alam yang sulit ditemui di tempat lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Ketua Pokdarwis Desa Onje, Puji Utomo mengatakan, wisata susur dengan river tubing dan arung jeram itu menjadi alternatif lain wisata Desa Onje, Purbalingga.
Kini, Pokdarwis dan masyarakat melirik wisata alam sebaga pelangkap destinasi wisata religi yang sebelumnya telah populer.
"Kalau untuk Idul Fitri, kami ada wisata River tubing dan Rafting. Itu nanti kami siapkan wisatanya, itu untuk wisata keluarganya," ucapnya, beberapa waktu lalu.
Pokdarwis menyediakan dua jenis rute untuk wisata susur sungai ini. Pertama rute panjang, dan yang kedua rute pendek.
Rute panjang river tubing Sungai Klawing berjarak tempuh sekitar tiga kilometer. Adapun rute pendek kisaran separuhnya.
Wisata Religi Desa Onje
"Kalau yang rute panjang sekitar 1,5 – 2 jam perjalanan. Kalau yang pendek sekitar 1 jam," ucap dia.
Puji mengemukakan, Desa Wisata Onje sebelumnya lebih banyak mengandalkan destinasi wisata religi, seperti masjid Sayyid Kuning, Makam Kyai Abdullah Syarif, penyebar Islam dan metode hisab dengan penanggalan Aboge.
Kemudian makam para pembesar, misalnya tumenggung dan adipati pada masa awal kadipaten Purbalingga. Ada pula mata air atau belik yang dikeramatkan serta sejumlah situs-situs ritual budaya lainnya.
Desa Onje dikenal sebagai cikal bakal Purbalingga. Jejak peradaban Islam awal di Purbalingga juga ada di Masjid Sayyid kuning, Onje.
Di Desa Onje masih banyak penganut Islam Aboge. Mereka pun hingga kini masih menjalankan ritual peribadatan sesuai dengan yang diajarkan leluhurnya.
Salah satunya Tradisi Grebeg Onje, atau Grebeg Sadran. Dalam acara tersebut, rangkaian ritual budaya dan keagamaan digelar untuk menyambut bulan puasa. Ritual terdiri dari ziarah, pengambilan air suci di tujuh mata air atau belik, serta pertunjukan seni budaya dan keagamaan.
Namun, kata Puji, pada waktu-waktu tertentu, wisata religi nyaris berhenti total. Misal, saat bulan Ramadan. Sangat sedikit peziarah yang berkunjung pada bulan suci umat Islam ini.
Sebaliknya, pada bulan lainnya, seperti Sura, jumlah kunjunga meningkat drastis. Tradisi adat Jawa, Sura adalah bulan besar yang lazim digunakan untuk berziarah atau melakukan ritual adat tertentu.
"Wisata keluarga lebih stabil. Saat liburan harapannya banyak pengunjung," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement