Gajian Cuma Rp900 Ribu per Bulan, Mansur Bisa Naik Haji

Siapa yang sangka, seorang satpam yang hanya berpenghasilan Rp 900 ribu per bulan bisa berangkat ibadah haji, bahkan bersama istrinya.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 10 Jul 2019, 01:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2019, 01:00 WIB
Jemaah Haji
Inilah Mansur, satpam perumahan Girya Abadi, yang naik haji bersama istrinya. (liputan6.com/Musthofa Aldo)

Liputan6.com, Bangkalan Naik haji bukan sekadar urusan duit. Untuk bisa menjejakkan kaki ke tanah suci juga perlu keyakinan, sisanya adalah tawakal. Semangat Mansur, seorang satpam perumahan di Kabupaten Bangkalan contohnya.

Bergaji Rp 900 ribu sebulan, warga Kampung Kejawanan, Kecamatan Socah ini, nekat mendaftar haji pada 2011. Tak sendiri, Mansur juga mendaftarkan istrinya.

Tiap kali terima gajian dari pengelola perumahan Griya Abadi, uang itu langsung disimpan ke tabungan naik haji. Untuk kebutuhan dapur, bayaran sekolah juga aneka kebutuhan hidup lain, keluarga ini bergantung dari hasil jualan jamu tradisional yang ditekuni istrinya sejak lama.

Jika semua kebutuhan primer itu tercukupi dan masih ada uang lebih dari penjualan jamu. Tanpa pikir panjang Mansur langsung menabungnya.

"Waktu mendaftar, setorannya per orang 25 juta," kenang Mansur.

Konsistensi pasutri ini berbuah manis. Delapan tahun kemudian, mereka bisa melunasi seluruh biaya perjalanan haji yang ditetapkan Rp 36,5 juta per orang.

"Kalau gak nabung, mau dapat uang dari mana," ungkap Mansur.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Naik Haji Penuh Cobaan

jemaah haji
profesi sebagai satpam, membuat Mansur bisa mengenal banyak tokoh di Kabupaten Bangkalan. Salah Satunya Haji Nasir. mereka tak sengaja bertemu saat acara pelepasan jemaah haji Bangkalan. (liputan6.com/Musthofa Aldo)

KH Ali Cholil, seorang kiai termasyur punya tips ciamik bagaimana caranya menabung haji. Dia menyarankan orang-orang yang ingin naik haji untuk menabung dalam kaleng bekas.

Sebelum meletakkan uang dalam kaleng, pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Cholil di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur ini mengatakan, uang itu diniatkan sebagai tabungan haji. Tak ada nominal khusus di tabungan pembuka itu alias bisa berapa saja.

Tentu tak sekadar niat saja. Kiai Ali juga menyampaikan syarat lain. "Apa pun yang terjadi, apa pun kebutuhan yang datang, jangan pakai uang tabungan haji. Anggap tabungan itu tak pernah ada," katanya.

Menurut dia, menabung haji memang penuh godaan dan cobaan, selalu saja ada kebutuhan mendesak. Bila berhasil melewati semua cobaan itu, tabungan dalam kaleng yang sedikit itu akan 'memanggil teman-temannya' hingga cukup buat ongkos naik haji.

Godaan itu pula juga dialami Mansur. Selalu muncul situasi mendesak yang membutuhkan uang banyak dan jumlah tabungan haji cukup menutupi kebutuhan itu. Namun, Mansur selalu menepis keinginan memakai uang tabungan haji dan mencari jalan lain untuk menutupinya.

"Alhamdulillah, saya dan istri, bisa berangkat tahun ini, minta doanya semoga menjadi haji mabrur," kata dia.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya