Liputan6.com, Magelang - Magelang sebagai pusat kebudayaan masa lalu memang sulit dibantah. Puluhan atau mungkin ratusan candi kuno sebagai salah satu monumen kebudayaan tinggi, berserak hampir di seluruh penjuru.
Temuan reruntuhan candi terbaru ada di dusun Mantingan RW. 01 Kecamatan Salam Kabupaten Magelang. Reruntuhan candi ini berada di tanah milik mbah Nurhadi yang disewakan.
Berawal ketika Abik menyewa tanah mbah Nurhadi di dusun Mantingan RW 1 untuk membuat kolam ikan. Ketika proses menggali tanah, tiba-tiba terantuk batuan. Maka para pekerja kemudian mengajak warga Mantingan memeriksa batuan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Peneliti benda-benda purbakala dari ekspedisi Medang Kamulan Dwi Yatimantora menyebutkan bahwa batuan yang ditemukan berjenis andesit sebagaimana batuan candi-candi kuno lainnya.
"Kami bersama masyarakat segera melaporkan ke BPCB JATENG (Balai pelestarian cagar budaya) agar bisa segera diteliti dan dilindungi. Apalagi struktur candi masih terlihat utuh," kata Tora kepada Liputan6.com, Jumat (2/8/2019).
Menurut Tora yang sering menemukan situs-situs purbakala itu, dari reruntuhan candi kuno itu terlihat bahwa batuan terlihat besar dan diperkirakan dari kerajaan Mataram Hindu kuno.
Simak video pilihan berikut:Â
Sudah Dicatat Oleh Belanda
Sementara itu penjelasan peneliti cagar budaya dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Junawan mengatakan bahwa situs di Desa Mantingan Kecamatan Salam Kabupaten Magelang itu sebenarnya pernah ditemukan bangsa Belanda.
"Pernah disebut dalam laporan penemuan dari Dinas Purbakala di masa Belanda dulu atau Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD), tetapi tak menyebut secara rinci. Di laporan itu cuma disebutkan di Desa Mantingan, ada candi dan arca Ganesa," kata Junawan.
Pahatan pada batu candi Mantingan diperkirakan bersal dari jaman Mataram Hindu karena memiliki karakter berbeda dari Candi Borobudur. Pada beberapa batu yang telah dibersihkan terlihat pahatan hewan mirip burung beo, dewa dua dimensi dan lingkaran daun tanaman.
Berdasar laporan tersebut, tidak disebutkan bangunan candi yang sempat terkubur oleh material vulkanik dari letusan Gunung Merapi ratusan atau bahkan ribuan tahun silam. Hanya saja, saat ini ditemukan bukti bebatuan dan struktur pondasi candi.
"Bukti-bukti empirik sedang dicari. Tim dari BPCB Jateng masih mencari struktur yang masih terkubur di sembarang tempat dalam tanah, di tiap sudut, tetapi masih dalam lokasi yang sama. Sejauh ini temuan yang paling banyak adalah batuan. Penggalian masih dilakukan secara manual," kata Junawan.
Ekskavasi saat ini bersifat penyelamatan atau rescue excavation. Tujuannya untuk menyelamatkan data arkeologi yang masih ada terkubur di dalam tanah. Dari temuan itu, diharapkan bisa direkonstruksi atau mengidentifikasi bagaimana bentuk asli, apa yang terjadi pada bangunan tersebut.
Advertisement