Kembangkan Pariwisata Jabar, Uu: Kami Beri Bantuan Rp100 Miliar ke Pangandaran

Ada dua hal lain yang tengah diupayakan Pemprov Jabar.

oleh stella maris pada 09 Nov 2019, 12:53 WIB
Diperbarui 09 Nov 2019, 13:19 WIB
Uu Ruzhanul Ulum
Plh. Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat menghadiri pembukaan simposium ‘The 4th Spirit of Bandung’ dengan tema “Ecotourism Industry Development and Environment Protection” di Universitas Kristen Maranatha, Kota Bandung, Kamis (7/11).

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi Jabar terus mengembangkan potensi pariwisata di tanah Pasundan. Berkaitan dengan hal itu, ada tiga upaya yang dilakukan pemerintah setempat. Hal itu diungkapkan oleh Plh. Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum. 

Saat menghadiri pembukaan simposium The 4th Spirit of Bandung bertema Ecotourism Industry Development and Environment Protection di Universitas Kristen Maranatha, Uu menjelaskan tiga upaya tersebut. 

Upaya pertama adalah memperbaiki akses menuju destinasi wisata. Kemudian membangun wilayah wisata berskala besar atau internasional, seperti yang terjadi di Kabupaten Pangandaran. Terakhir, menghadirkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

"Pariwisata adalah salah satu program yang akan kami andalkan untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan kesejahteraan masyarakat. Kami membangun wilayah wisata berskala besar, mudah-mudahan bisa berskala internasional, seperti Pangandaran. Sekira Rp100miliar kami berikan bantuan kepada Kabupaten Pangandaran untuk memperbaiki fasilitas, dan hal lainnya yang ada di Pangandaran," kata Uu, Kamis (7/11).

Uu juga mengapresiasi simposium tersebut karena menurut dia, kegiatan itu dapat menjadi daya ungkit untuk menyukseskan dunia pariwisata dan mendorong Jabar sebagai provinsi pariwisata di Indonesia.

Spirit of Bandung merupakan simposium tingkat internasional yang digagas oleh Universita Kristen Maranatha dan Hebei Normal University (China). Simposium yang digelar pertama kali pada 2013 tersebut menjadi agenda dua tahunan.

Tujuan dari Spirit of Bandung sendiri adalah mendorong kesepahaman budaya, memperkuat kerja sama, dan menjaga persahabatan kedua pihak. Simposium itu memberikan pengaruh sosial yang luas dan baik, serta menjadi sarana komunikasi humanistik yang berpengaruh di tingkat regional.

Rektor Universitas Kristen Maranatha Armein ZR Langi mengatakan, simposium tersebut menjadi komitmen Universitas Kristen Maranatha dalam mengembangkan kebersamaan dengan berbagai negara sahabat, khususnya dengan Cina.

Terinspirasi dari Konferensi Asia Afrika 1955 di Kota Bandung, kata Armein, Spirit of Bandung menjadi penyemangat untuk membangun kebersamaan tidak hanya pada tingkat pemimpin, tetapi juga level industri, perguruan tinggi atau akademisi, serta lembaga dan masyarakat.

"Ini satu komitmen kami dari Universitas Kristen Maranatha untuk mengembangkan semangat kebersamaan internasional dengan berbagai negara sahabat pada umumnya dan negara China pada khsusnya," kata Armein dalam sambutannya.

"Perkembangan hubungan Indonesia dengan China yang semakin pesat berkontribusi pada pengembangan kesejahteraan dan ekonomi kedua negara, yang pada akhirnya berkontribusi pada kualitas kehidupan dan perdamaian di kawasan Asia," imbuhnya.

 

(*)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya