Liputan6.com, Cilacap - Ombak Pantai Selatan Cilacap alias Laut Kidul sudah dikenal luas. Puluhan, bahkan ratusan orang menjadi korban keganasan laut kidul.
Sebagian selamat, lainnya, yang tak beruntung, meregang nyawa lantaran tenggelam. Keganasan Laut Kidul melahirkan mitos dan legenda.
Meski sudah dikenal dengan keganasannya tetap saja ada orang ceroboh. Barangkali lupa, atau bahkan menganggap enteng ancaman ombak tinggi yang sewaktu-waktu menerpa daratan.
Advertisement
Ini lah yang terjadi di Pantai Kemiren, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu, 22 Desember 2019. Seorang bocah berusia 10 tahun, Nanda Miftah Rohman, warga Mertasinga, Cilacap, nyaris menjadi korban keganasan ombak Laut Kidul.
Baca Juga
Ceritanya, pada Sabtu pagi, Nanda bersama keluarganya berwisata di pantai yang sebenarnya bukan tempat wisata, Pantai Kemirn. Kemiren, adalah pantai berlabuhnya nelayan kawasan Kemiren.
Usai tiba di Pantai Kemiren, Nanda bermain ke pinggir pantai. Deru angin dan ombak yang bersahabat membelai pasir memicunya lebih dekat ke bibir pantai.
Nahas, sekitar pukul 10.15 WIB, tiba-tiba satu ombak besar menyapu pantai. Nanda yang tak siap dengan kemungkinan itu pun terseret ke laut dan tenggelam.
"Yang bersangkutan ini datang ke Pantai Kemarin bersama keluarga. Kemudian mandi-mandi. Nah, tidak selang berapa lama si Nanda ini terseret ombak," kata Komandan Basarnas Pos SAR Cilacap, Moelwahyono.
Sontak peristiwa itu membuat orang-orang di pinggir pantai panik. Mereka berteriak minta tolong agar Nanda yang timbul tenggelam terseret ombak Laut Kidul segera diselamatkan.
Karakteristik Ombak Laut Selatan
Sementara, di saat yang sama, bocah nahas itu tergulung arus bawah laut yang kuat. Mati-matian Nanda berupaya menyembulkan kepalanya agar tetap menghirup napas.
Di waktu-waktu kritis itu lah, potensi SAR yang berada di sekitar lokasi bergerak. Mereka, adalah nelayan Kemiren, yang begitu paham polah Laut Kidul, seperti mereka mengenal jemari di tangan.
Sejumlah nelayan terjun ke laut dan segera mengevakuasi bocah nahas ini. Saat dievakuasi, Nanda lemas. Ia mesti digotong dan dibawa menjauh dari pantai.
"Alhamdulillah selamat. Jadi si Nanda ini berenang agar kepalanya tetap di permukaan. Tidak lama kemudian ditolong oleg rekan-rekan nelayan," dia mengungkapkan.
Terkait peristiwa ini, Moelwahyono meminta agar wisatawan mewaspadai ombak di pantai selatan. Terlebih masa libur panjang Natal dan tahun baru ini bersamaan dengan peralihan musim.
Ombak besar bisa sewaktu-waktu menerjang jika wisatawan terlalu dekat dengan garis pantai. Wisatawan juga diimbau untuk tak lalai memperhatikan anaknya ketika berada di pinggir pantai.
"Karakteristik laut selatan itu kan kalau agak ke tengah landai. Tapi di pinggir ombaknya justru besar. Sekarang ketinggian ombak sekitar 1,5 meter. Tapi bisa saja tiba-tiba ada sapuan ombak lebih besar," dia menjelaskan.
Lebih lanjut Moelwahyono mengemukakan, pada musim libur panjang ini, Basarnas Pos SAR Cilacap menyiagakan petugas SAR dan relawan di pantai-pantai wisata sepanjang perairan Cilacap. Di antaranya, di pantai Teluk Penyu, Widarapayung, dan Pantai Cemara Sewu.
Selain itu, petugas dan relawan SAR juga disiagakan di sepanjang jalur mudik Jalan Nasional Lintas Selatan (JLS). Hal itu dilakukan untuk membantu kepolisian dalam proses evakuasi, jika terjadi kecelakaan.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement