Buaya Bertelur Dekat Permukiman, Warga Ketar-Ketir

Lahan kebun sawit ini, sudah sangat dekat dengan muara hutan Mangrove sehingga induk buaya Muara mengira kebun kelapa sawit itu masih habitatnya

oleh Novia Harlina diperbarui 18 Jan 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2020, 20:00 WIB
Buaya muara bertelur di kebun sawit di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Foto: Liputan6.com/Novia Harlina)
Buaya muara bertelur di kebun sawit di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Foto: Liputan6.com/Novia Harlina)

Liputan6.com, Agam - Seekor Buaya Muara berukuran tiga meter ditemukan bertelur di perkebunan kelapa sawit milik warga di Ujung Labung, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Satwa langka dengan nama latin Crocodylus porosus dan berstatus dilindungi tersebut ditemukan masyarakat sedang menunggui sarang telurnya yang berjarak hanya 400 meter dari pemukiman warga.

Warga lantas melaporkan temuan itu ke Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam lantaran merasa khawatir dengan keberadaan buaya Muara itu.

Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Resor Agam, Ade Putra, Jumat (17/1/2020) mengatakan pihaknya telah turun ke lokasi hari ini dan memantau aktivitas buaya muara itu.

"Iya buaya tersebut sedang bertelur dan berhubung jaraknya dengan pemukiman warga cukup jauh kami tidak mengevakuasi," ujarnya kepada Liputan6.com.

Untuk pengamanan, BKSDA telah memasang batas pengaman juga memasang spanduk imbauan untuk tidak mengganggu buaya dan meminta warga untuk berhati-hati.

Buaya Muara Satwa Dilindungi

Buaya muara bertelur di kebun sawit di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Foto: Liputan6.com/Novia Harlina)
Buaya muara bertelur di kebun sawit di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (Foto: Liputan6.com/Novia Harlina)

"Kami akan terus melakukan pantauan perkembangan telur reptil bertubuh besar ini hingga menetas dan kembali ke habitat sebelumnya," kata Ade.

Berdasarkan prilaku dan kebiasaan, buaya bertelur mencapai 500 butir dan menetas dalam waktu 90 hingga 110 hari. Selama itu induk buaya akan tetap menunggui telurnya.

Menurut Ade, predator utama telur buaya selama masa pengeraman adalah biawak. Sebab itu, induknya sangat sensitif terhadap aktivitas mahkluk hidup lain.

Sebelumnya, pada Januari 2018 dan Januari 2019, di lokasi yang tidak jauh dari ditemukannya buaya bertelur ini juga pernah didapati buaya bertelur. Bahkan pada 2019 semua telurnya berhasil menetas.

"2019 itu setelah telurnya menetas, induk buaya beserta bayi-bayinya secara alami kembali ke kawasan muara yang sebagian besar merupakan hutan Mangrove," ujarnya.

Ade menilai, bertelurnya buaya muara di lokasi yang tak jauh dari pemukiman penduduk ini disebabkan adanya alih fungsi lahan menjadi kebun kelapa sawit.

Lahan kebun sawit ini, sudah sangat dekat dengan muara hutan Mangrove sehingga induk buaya Muara mengira kebun kelapa sawit itu masih habitatnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya