Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu merasa malas bergerak, bahkan hanya untuk berdiri atau berjalan sejenak? Atau, apakah kamu sering menghabiskan waktu berjam-jam duduk, entah itu di depan layar komputer, menonton TV, atau hanya bersantai tanpa melakukan banyak aktivitas fisik?Â
Mungkin terdengar seperti kebiasaan yang tidak berbahaya, tapi tahukah kamu bahwa gaya hidup mager (malas gerak) bisa berdampak sangat buruk bagi kesehatanmu, bahkan mempercepat risiko kematian?Â
Advertisement
Berdasarkan penjelasan dari Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, dr. Widya Eka Nugraha, MSiMed, gaya hidup sedenter, yang biasa disebut mager, bukan hanya sekadar masalah malas bergerak.Â
Advertisement
"Gaya hidup sedenter berbeda dengan in-aktivitas fisik biasa. Ini adalah kondisi ketika seseorang bahkan tidak melakukan aktivitas ringan," ujar dr. Widya seperti dikutip dari situs resmi IPB University Bogor Indonesia pada Minggu, 27 April 2025.Â
Apa yang Dimaksud dengan Hidup Sedenter?Â
Gaya hidup sedenter atau mager, dapat diukur dengan satuan METs (Metabolic Equivalents), yaitu nilai yang menggambarkan seberapa aktif tubuh kita selama beraktivitas.Â
Jika aktivitas memiliki nilai METs kurang dari atau sama dengan 1,5, berarti aktivitas tersebut tergolong dalam kategori sedentary atau lembam.Â
Aktivitas seperti duduk, rebahan, atau menonton TV tanpa gerakan termasuk dalam kategori ini. Lebih mengejutkan lagi, dr. Widya menyebutkan bahwa jika seseorang menghabiskan lebih dari 50 persen waktu bangunnya (± 6 jam) untuk duduk atau melakukan aktivitas serupa, maka mereka sudah masuk dalam kategori gaya hidup sedenter yang berisiko.
Advertisement
Apa Efek dari Duduk Terlalu Lama?Â
Duduk terlalu lama ternyata bukan hanya menyebabkan tubuh terasa pegal dan kaku.
Studi terbaru mengungkapkan bahwa duduk lebih dari 15 menit dalam satu sesi dapat meningkatkan risiko kematian dini, bahkan jika dibandingkan dengan duduk kurang dari 10 menit.Â
Tidak hanya itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang rutin berolahraga tetap berisiko jika tidak memberi jeda pada aktivitas duduk mereka.Â
Seseorang yang duduk lebih dari 1 jam tanpa bergerak tetap berisiko mengalami dampak kesehatan yang serius.
Lantas, apa kerugian duduk terlalu lama? Menurut dr. Widya, duduk dalam waktu lama menyebabkan rendahnya nilai METs, sehingga metabolisme tubuh menjadi tidak aktif. Otot-otot tubuh pun melemah dan kehilangan massa.Â
Efek jangka panjangnya bisa sangat berbahaya, antara lain penumpukan kadar gula dan kolesterol dalam darah, aliran darah yang tidak lancar, dan peningkatan risiko kepikunan (demensia).Â
"Duduk terlalu lama juga bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung," tambah dr. Widya.Â
Jika kebiasaan ini terus berlangsung, risikonya adalah kematian dini yang disebabkan oleh berbagai penyakit kronis.
Solusi: Jangan Terlalu Mager!
Lalu, bagaimana cara untuk menghindari gaya hidup sedenter alias mager? Menurut dr. Widya, yang paling penting adalah tetap aktif.Â
"Kalau bisa berdiri, jangan duduk. Gunakan standing desk, naik sepeda daripada motor, berdiri di angkutan umum, dan bergabung dengan komunitas olahraga," ujarnya.
Selain itu, untuk mendukung tubuh agar tetap aktif, kita bisa menyediakan sarana yang memudahkan bergerak, seperti sepatu olahraga yang nyaman, alat workout sederhana, hingga pakaian yang mendukung mobilitas.Â
Advertisement
