Liputan6.com, Bandung Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan produksi vaksin Covid-19 untuk kebutuhan dalam negeri.
Baca Juga
Advertisement
"Kita prioritas untuk dalam negeri dulu," ucap Honesti dalam acara pelaksanaan uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China, di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran, Selasa (11/3/2020).
Menurut Honesti, Bio Farma akan memprioritaskan kebutuhan vaksin corona di Indonesia terlebih dahulu sebelum ekspor. Pihaknya akan melihat sejauh mana kapasitas produksi.
"Kalau kita masih punya kapasitas lebih baru nanti kita berpikir untuk ekspor," katanya.
Berdasarkan perhitungan sementara, kata Honesti, dibutuhkan sedikitnya 320 juta dosis vaksin untuk masyarakat Indonesia. Adapun target populasi yang menjadi konsumen vaksin di Indonesia sebanyak 190 juta orang.
"Dari hitungan sementara tahun depan itu ada target 190 juta populasi yang harus divaksin, dengan satu orang dua dosis. Artinya kita harus menyiapkan 320 juta dosis kalau seandainya seluruhnya kita vaksin," paparnya.
Menurut, Bio Farma memiliki kapasitas produksi sebanyak 100 juta vaksin dalam satu tahun. Lalu pada Desember 2020 mendatang, akan ada gedung baru yang menambah kapasitas produksi vaksin sebanyak 150 juta dosis per tahun.
"Kita kan lagi bangun kapasitas baru. Sekarang yang lagi siap 100 juta doses di gedung 21. Untuk gedung baru bisa sampai 150 juta dosis per tahun dan akan selesai Desember," katanya
Sejauh ini, pihaknya masih menunggu proses uji klinis yang dilakukan Unpad. Selain itu, juga menunggu perizinan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang ditargetkan selesai pada Januari 2021.
"Nanti Januari uji klinisnya selesai dan efektif langsung kita registrasikan kepada Badan POM. Setelah hasilnya keluar kita produksi besar-besaran dengan targetnya 320 juta dosis. Tapi juga lihat faktor bahan baku dan lainnya," kata Honesi.
Untuk diketahui, dalam uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19 di Indonesia, Bio Farma bekerja sama dengan tim peneliti Fakultas Kedokteran Unpad selama enam bulan ke depan. Apabila uji klinis vaksin berjalan lancar, maka berikutnya adalah registrasi ke Badan POM.