Emil Klaim Sukses Tekan Lonjakan Kasus Covid-19 Pascalibur Panjang di Jabar

Penerapan protokol kesehatan 3M dan pembatasan di destinasi wisata, mampu dilakukan dengan baik, sehingga berpotensi menekan penyebaran Covid-19.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 15 Nov 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2020, 21:00 WIB
Gubernur Jawa Barat Rmil, Ridwan Kamil atau kang Emil tengah melaporkan perkembangan kasus Covid-19, setelah libur panjang Oktober lalu.
Gubernur Jawa Barat Rmil, Ridwan Kamil atau kang Emil tengah melaporkan perkembangan kasus Covid-19, setelah libur panjang Oktober lalu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Bandung - Kenaikan kasus positif Covid-19 di Jawa Barat (Jabar) dua pekan pascalibur panjang Maulid Nabi SAW 28 Oktober hingga 1 November 2020 lalu, terbilang wajar.

“Ini menandakan protokol kesehatan 3M dan pembatasan di destinasi wisata dilakukan dengan baik,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil, selepas rapat bersama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (12/11/2020) lalu.

Dalam rapat yang dilakukan melalui konferensi webiner di Gedung Pakuan, Kota Bandung itu, Emil sapaan Ridwan Kamil menjelaskan mengenai kenaikan itu.

Menurutnya, kenaikan kasus setelah libur logis sebagai konsekuensi aktivitas warga. “Yang patut disyukuri penting terjadi penurunan tren,” kata dia.

Sebagai salah satu tujuan destinasi wisata saat libur panjang, wilayahnya, ujar Emil, cukup rentan terjadinya kenaikan kasus positif Covid-19.

“Sekarang orang berwisata naik sepeda motor atau mobil, dan orang Jakarta mayoritas larinya ke Jabar,” ujarnya.

Ihwal persiapan menghadapi libur libur Natal dan Tahun Baru Desember mendatang, Emil meminta  pemkab/pemkot di wilayah Jabar, menyiapkan pencegahan Covid-19, terutama di area wisata dan pintu masuk daerah.

“Hati-hati dan terus perbaiki (protokol kesehatan dan pembatasan pengunjung wisata),” ujar dia mengingatkan.

Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan mengakui adanya kenaikan kasus positif Covid-19 selepas libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW lalu, namun tidak setinggi libur panjang sebelumnya.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Marves per 11 November 2020, kontribusi provinsi pada mortalitas nasional dua minggu pascalibur panjang Oktober di delapan dan lima provinsi mengalami penurunan masing-masing 77,8 persen, dan 13,4 persen.

Sedangkan penambahan kasus di delapan provinsi mencapai 63,4 persen dan lima provinsi 14,4 persen.

“Saya kira cukup berhasil juga teman-teman sekalian melakukan penanganan ini, karena sudah mau dua minggu (pascalibur panjang),” ucapnya.

Hal itu dikuatkan dengan menurunnya laporan operasi yustisi 3M di Jabar sebesar 16 persen dari asalnya 160,9 ribu menjadi 135 ribu, sehingga berdampak adanya kenaikan kasus positif hingga 41 persen.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Rangking ke-2

Para Kepala daerah di Jawa Barat tengah melaporkan perkembangan kasus Covid-19, setelah libur panjang Oktober lalu.
Para Kepala daerah di Jawa Barat tengah melaporkan perkembangan kasus Covid-19, setelah libur panjang Oktober lalu. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Untuk tingkat nasional, saat ini Jabar masih menempati urutan kedua peningkatan kasus positif pascalibur panjang di bawah Jateng (49 persen), di atas DKI Jakarta (14 persen), dan Jatim (5 persen).

Meski begitu, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit di keempat provinsi tersebut cukup terkendali yakni di bawah 65 persen.

Untuk menghindari masih tingginya potensi peningkatan kasus Covid-19 hingga akhir tahun, Luhut meminta para kepala daerah memastikan ketersediaan ruang ICU dan tempat isolasi terpusat.

“Dirjen Yankes, Dirjen Farmalkes (Kementerian Kesehatan RI) mohon pastikan ketersediaan obat dan alat di rumah sakit rujukan agar angka kematian dapat ditekan,” kata dia.

Selain itu, untuk menekan terjadinya penularan di dalam rumah, Pemerintah Daerah (pemda) juga perlu terus mendorong penggunaan fasilitas isolasi terpusat bagi pasien bergejala ringan atau tidak bergejala.

Terakhir, Luhut meminta Kementerian Kesehatan menyusun pedoman tertulis tentang isolasi terpusat yang dapat diikuti oleh pemda.

“Perlu dilakukan testing dan tracing yang tepat sasaran berdasarkan analisis kluster untuk secepatnya memutus mata rantai penularan COVID-19,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya