Liputan6.com, Makassar - Sebuah video berdurasi 1 menit 58 detik viral di media sosial. Video yang berisikan rekaman suara mirip dengan suara milik mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto itu, diduga direkam diam-diam oleh seseorang pada Minggu, 27 November 2020 sekitar pukul 9.30 Wita.
Kepada Liputan6.com, Danny Pomanto sendiri tidak menampik bahwa suara itu memang adalah dirinya. Ia pun menyebutkan bahwa rekaman suara itu nantinya akan diklarifikasi oleh juru bicaranya.
"Semua juga sudah tahu kalau itu direkam diam-diam di kediaman pribadi saya. Jadi biar nanti lebih detil juru bicaraku yang klarifikasi, biar seragam," kata Calon Wali Kota Makassar Nomor Urut 1 itu kepada Liputan6.com, Sabtu (5/12/2020) sore.
Advertisement
Baca Juga
Terpisah, juru bicara Danny Pomanto, Aloq Natsar Desi menerangkan bahwa pembicaraan itu adalah pembicaraan pribadi Danny Pomanto dengan koleganya. Menurut dia semestinya pembicaraan itu tidak direkam secara diam-diam.
"Jadi memang ada yang rekam. Dengan tujuan menjatuhkan kami. Apalagi ini sebentar lagi hari pencoblosan," kata Alo kepada Liputan6.com, Sabtu (5/12/2020) malam.
Aloq menjelaskan bahwa Danny Pomanto tidak ada niatan sama sekali untuk menjelek-jelekkan JK, apalagi untuk memfitnah mantan Wakil Presiden RI itu. Menurut Aloq, apa yang diucapkan oleh Danny hanyalah obrolan biasa saja.
"Jadi itu cuma ngobrol, tidak ada niat seperti yang disebarkan oleh lawan politik kami," jelasnya.
Usai rekaman itu beredar luas. Tim internal Calon Wali Kota Makassar petahana itu pun berhasil mengidentifikasi siapa orang yang secara diam-diam merekam ucapan Danny.
Menurut Aloq, dugaan pelaku tertuju pada Ketua Umum Forum Komunikasi Bosowa Taksi, Syarif Mada. Pihak Danny pun dalam waktu dekat akan melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.
"Dugaan kami dia. Kita akan laporkan ke polisi," terangnya
Simak juga video pilihan berikut ini:
Viral Suara Rekaman Danny Pomanto
Berdasarkan video editan yang berisi rekaman suara Danny Pomanto, mantan Wali Kota Makassar periode 2013-2018 itu menyebut mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menjadi dalang penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo pada Rabu, 25 November 2020 lalu.
"Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel yang tangkap itu berarti JK (Jusuf Kalla). Novel itu kontrolnya di JK," terang Danny, dalam video tersebut.
Tidak hanya itu Danny bahkan menyebutkan bahwa penangkapan Edhy Prabowo juga merupakan upaya adu domba antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo.
"Artinya begini, dia sudah mulai menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak," terangnya.
Selain menyebut adanya upaya adu domba antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo, Danny juga menyatakan bahwa penangkapan Edhy Prabowo merupakan pengalihan isu dari kasus yang tengah menjerat Habib Rizieq.
"Ini kan politik, politik ini. Kemudian mengalihkan anunya Habib Rizieq, begitu. Habib Rizieq ini mau digeser," ucapnya.
Danny Pomanto kemudian menegaskan bahwa penangkapan Edhy Prabowo merupakan permainan Jusuf Kalla, dengan alasan orang yang paling diuntungkan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu adalah Jusuf Kalla.
"JK yang main, JK yang paling diuntungkan. Coba kita lihat siapa yang paling diuntungkan dengan ditangkapnya Edhy Prabowo? JK lagi dihantam, beralih lagi ke Edhy Prabowo kan? Dia," ucapnya.
Danny kemudian mengaitkan penangkapan itu dengan Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Ia menyebutkan bahwa dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, pamor Prabowo Subianto pun akan turun sehingga kemudian Anies Baswedan dan Jusuf Kalla bisa memanfaatkan hal tersebut
"Kedua, Prabowo yang turun. Karena dianggap korupsi pale di sini. Calon presiden toh? Berarti Anies sama JK yang paling menguntungkan. Apalagi? Dia mengkhianati Jokowi. Ketiga. Begitu. Jadi yang paling untung ini JK. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita kan sudah hapal, apa dia mau main," ucap Danny.
Advertisement