PT Ceria di Kolaka Utara Masuk Proyek Strategis Nasional

Proyek strategis nasional pembangunan smelter nikel tahun 2021 di Kolaka, menyusul Kabupaten Konawe yang sudah lebih dulu di tahun 2014.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 10 Mar 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2021, 10:00 WIB
Proyek Pembangunan Pabrik RKEF dan HPAL yang ditargetkan mulai beroperasi dan rampung pada 2024. Perusahaan terus menggenjot pembangunan infrastruktur strategis di lokasi smelter. (Liputan6.com/dok.CNI)
Proyek Pembangunan Pabrik RKEF dan HPAL yang ditargetkan mulai beroperasi dan rampung pada 2024. Perusahaan terus menggenjot pembangunan infrastruktur strategis di lokasi smelter. (Liputan6.com/dok.CNI)

Liputan6.com, Kendari - PT Ceria di Kolaka Utara, Masuk Proyek Strategis NasionalProyek pembangunan smelter Konawe sudah menjadi proyek strategis nasional ke 242 di Indonesia berdasarkan Perpres nomor 58 tahun 2017. Menyusul selanjutnya, proyek semelter bijih nikel PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Pada perusahaan ini, ada pembangunan Proyek Pembangunan Pabrik Rotary Kiln Electric Fuarnace (RKEF) dan High-Pressure Acid Leacing (HPAL). Targetnya, mulai beroperasi dan rampung pada 2024.

Deputi Direktur PT CNI, Djen Rizal menyatakan, perusahaan sudah melakukan langkah-langkah menggenjot pembangunan infrastruktur strategis di lokasi smelter. Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pabrik kata Djen Rizal, PT CNI  telah menggandeng sejumlah BUMN Indonesia.

Di antaranya, PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP. Sedangkan  PT PLN, untuk penyediaan sumber energi listriknya berdasarkan SPJBTL sebesar 350 MWatt.

"Pembangunan smelter tetap on progres dan kami optimis smelter bisa selesai sesuai target meskipun sempat terkendala oleh pandemi Covid-19," ujar Djen Rizal,

Minggu (7/3/2021). Selain itu kerja sama ketiganya, juga berfokus pada sinergi Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Proyek Nickel Laterite Hydrometallurgy.

Proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Kobalt dengan Teknologi (HPAL) yang menjadi inti pada kerja sama dengan CNI-WIKA tersebut diproyeksikan memiliki kapasitas produksi per tahun sebesar 100.000 ton per tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) (40.000 Ton Ni dan 4.100 Ton Co dalam MHP).

Sementara kerjasama CNI dan PP fokus pada pembangunan Pabrik Peleburan (Smelter) Feronikel Fase 1 (Jalur Produksi 1), Fase 2 (Jalur Produksi 2) dan Fase 4 (Jalur Produksi 5 dan 6). Semuanya, berlokasi di Kabupaten Kolaka.

Sebelumnya, Wahyu Utomo, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan selaku Ketua KPPIP (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas), melalui Surat kepada PT Ceria Nugraha Indotama Nomor:  T/I/PW/68/D.VI.M.EKON.KPPIP/12/2020 tanggal 04 Desember 2020, Perihal Status PSN  Smelter Nikel PT Ceria Nugraha Indotama, menerangkan bahwa Program pembangunan smelter merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN)  yang tercantum dalam lampiran Peraturan Presiden nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.

Dijelaskan, dalam rapat terbatas evaluasi PSN yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada Mei 2020, program pembangunan smelter terdiri dari 22 proyek smelter yang tersebar di Indonesia.

Salah satu dari 22 smelter yang termasuk dalam program pembangunan smelter adalah pabrik pengolahan komoditi bijih nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara yang dikembangkan oleh PT Ceria Nugraha Indotama.

"Kami menerangkan bahwa proyek smelter nikel PT Ceria Nugraha Indotama di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari program pembangunan smelter sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN)," pungkasnya.

saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya