Hati-hati Melintas, Jembatan Benenai Malaka Miring dan Nyaris Ambruk Diterjang Banjir

Kami larang kendaraan yang memiliki muatan 10 ton ke atas supaya tidak diizinkan melintas di Jembatan Benenai karena kondisinya sangat membahayakan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Apr 2021, 15:41 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2021, 15:32 WIB
Ilustrasi mimpi, jembatan
Ilustrasi mimpi, jembatan. (Photo by Gordon Johnson on Pixabay)

Liputan6.com, Malaka - Jembatan Benenai di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai miring akibat terjangan air banjir sejak hujan deras mengguyur daerah itu Rabu (31/3) lalu.

"Kondisi Jembatan Benenai memang dalam kondisi miring akibat terjangan air banjir. Kami sudah melakukan antisipasi dengan melakukan pembatasan terhadap kendaraan umum yang melintas di atas jembatan," kata Penjabat Bupati Viktor Manek ketika dihubungi, Sabtu (3/4/2021).

Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka telah menginformasikan kondisi jembatan yang nyaris ambruk itu kepada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pemkab Malaka, kata Viktor Manek, meminta warga di kabupaten yang berbatasan dengan wilayah Timor Leste itu untuk berhati-hati saat melintas di atas jembatan karena kondisi Jembatan Benenai semakin miring akibat hantaman banjir bandang yang telah merendam lebih dari 10 desa di daerah itu.

Selain itu pihaknya telah berkoordinasi dengan Kasat Lantas Polres Malaka untuk tidak mengizinkan kendaraan yang bermuatan 10 ton ke atas melintas di jembatan itu.

"Kami larang kendaraan yang memiliki muatan 10 ton ke atas supaya tidak diizinkan melintas di Jembatan Benenai karena kondisinya sangat membahayakan," kata Viktor, dilansir Antara.

Viktor mengatakan apabila Jembatan Benenai ambruk karena terus tergerus air banjir maka akses transportasi ke Betun, ibu kota Kabupaten Malaka dipastikan putus total.

Guna mengantisipasi hal itu, diperlukan membangun jalan alternatif sehingga akses transportasi ke empat kecamatan, termasuk menuju Kupang, tetap berlangsung normal.

"Kami akan minta Balai Jalan Nusa Tenggara II untuk membuka jalan alternatif agar akses untuk empat kecamatan di wilayah Barat termasuk transportasi ke Kupang tidak mengalami putus total, sehingga distribusi kebutuhan pokok masyarakat tetap dilakukan," tegas Viktor Manek.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya