Wagub Gus Yasin: Pemudik Tak Usah Salat Ied di Masjid

Tidak itu saja, pelaksanaan salat Ied, lebih baik dilakukan di tempat terbuka seperti lapangan

oleh Felek Wahyu diperbarui 11 Mei 2021, 05:30 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2021, 05:30 WIB
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen saat safari ramadhan di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen saat safari ramadhan di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Semarang - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, meminta pemudik yang sudah pulang sadar kesehatan. Ketika hendak berinteraksi dengan teman, saudara dan tetangga mereka diminta melakukan karantina minimal lima hari. Pemudik juga diharapkan bisa karantina terlebih dahulu sebelum pelaksanaan salat Idul Fitri.

Harapan itu diungkapkan Gus Yasin, saat safari Ramadaan di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, di Kantor PWNU Jateng, Kota Semarang, Minggu malam (9/5/2021).

“Kalau memang ada pemudik yang sudah melakukan karantina minimal lima hari ya monggo (silahkan) melakukan salat Idul Fitri. Tapi kalau belum karantina yuk kita tunjukkan integritas. Pemudik harus jujur,” pinta Gus Yasin.

Tidak itu saja, pelaksanaan salat Ied, lebih baik dilakukan di tempat terbuka seperti lapangan. Dengan begitu, bisa saling menjaga jarak.

“Jika baru sampai kampung halaman kemarin ya sudah saya enggak usah salat Idul Fitri di masjid. Toh Salat Ied hukumnya tidak wajib. Tapi, jika memaksa ingin salat Ied yang agak jauh bisa di belakang tidak dekat dengan tetangga,” tambahnya.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Salat Ied Sunah

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen saat safari ramadhan di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen saat safari ramadhan di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)

Gus Yasin menjelaskan, karena bagaimanapun juga, masyarakat tidak bisa mengetahui pemudik yang datang itu terbebas dari penyakit menular atau tidak. Apalagi, kata dia, salat Idul Fitri hukumnya tidak wajib alias sunah.

“Kalau toh harus salat bersama-sama, carilah ruang yang aman yang tidak di dalam masjid atau kerumunan,” jelas diaDia menambahkan, apabila ada pemudik yang melakukan karantina sebelum salat Idul Fitri dan diketahui positif corona, maka harus legawa alias menerima kenyataan itu.

“Kalau memang ada penularan corona engga perlu ditutupin. Harus jujur supaya bisa ditangani bersama sama secara baik,” ucap dia.

Gus Yasin mengatakan Penanganan Covid-19, sejak pandemi tahun 2020, Jateng mempunyai pengalaman regulasi yang mengatur pendatang. Regulasi tersebut yakni Jogo Tonggo. Regulasi ini menurutnya harus diaktifkan kembali saat momen Idul Fitri tahun 2021 untuk mencegah potensi penularan corona dari para pemudik yang bandel.

“Pengalaman saat tahun 2020 tentang Jogo Tonggo bisa kita implementasikan lagi untuk masa-masa saat ini. Kita harus sungguh-sungguh siaga,” demikian, Gus Yasin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya