Liputan6.com, Jakarta - Sungguh malang apa yang dialami Vino (10), bocah kelas tiga SD di Kutai Barat. Dirinya terpaksa harus isolasi mandiri sendirian di rumahnya, usai sang ibu dan ayahnya meninggal dunia karena Covid-19. Vino yang positif Covid-19 kini harus isolasi mandiri seorang diri di rumah. Ayah Vino, Kino Raharjo, sehari-harinya berjualan pentol. Keluarganya adalah perantau dari Sragen yang meneta di Kutai Barat.
Kino sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 dan diminta isolasi mandiri di rumah. Tak lama, istri Kino, Lina, yang tengah hamil 5 bulan juga terpapar Covid-19. Kondisinya kian menurun karena punya penyakit penyerta asma. Kino meninggal dunia pada 19 Juli dan istrinya meninggal 20 Juli. Kini sang anak, Vino harus isolasi mandiri di rumahnya dalam keadaan yatim piatu.
Â
Advertisement
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Viral Video Pungli di Pos Penyekatan PPKM
Video pungli di pos penyekatan Tol Kramasan, Ogan Ilir, Sumsel, viral di media sosial. Oknum petugas dalam video tersebut terang-terangan meminta uang bagi pengendara yang tak memiliki sertifikat vaksinasi. Begitu pun yang tidak membawa surat hasil swab negatif. Video itu pun viral usai diunggah warganet di media sosial.
Dalam video itu, seorang sopir truk diadang oktum petugas berseragam oranye, memakai topi dan bermasker. Orang berseragam oranye lainnya kemudian ikut mendekat ke sang sopir. Diduga kuat mereka melakukan pungli.
Usai mendengar kabar itu, Wakapolres Ogan Ilir, Kompol Hardiman, langsung mencari pelaku dan menangkapnya. Hardiman mengatakan uang pungli digunakan untuk makan. Aksi dilakukan di tempat yang jauh dari petugas kepolisian.
Â
Â
Advertisement
Terbongkar Praktik Jual Beli Surat Swab PCR dan Sertifikat Vaksin Palsu
Sertifikat vaksin dan hasil swab PCR palsu ditemukan di Bandara Deo Sorong. Dua orang penumpang terkait telah diamankan pihak kepolisian. Keduanya ingin berangkat dari Bandara Sorong tujuan Makkasar. Petugas yang curiga dengan sertifikat dan surat swab PCR itu, kemudian melapor ke Laboraturium RS TNI AL dr R Oetojo. Ternyata mereka tidak pernah mengeluarkan surat swab PCR. Puskesmas yang dimintai konfirmasi juga menyebut pihaknya tidak pernah mengeluarkan sertifikat vaksinasi itu.
Dari hasil pengembangan terkuak. Dua orang bermain inisial R dan D. R sebagai perantara, sedangkan D sebagai pembuat dokumen palsu. Dua paket surat PCR palsu dan sertifikat vaksin palsu dijual dengan harga Rp800 ribu. Keduanya kini tengah diburu polisi.
Â