Beredar Info Varian Delta Plus Ditemukan di Mamuju, Begini Kata Dinkes Sulbar

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut, Virus Corona varian Delta Plus ditemukan di Jambi dan Mamuju.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 28 Jul 2021, 16:08 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2021, 15:50 WIB
Karakteristik Orang yang Lebih Rentan Terkena Virus COVID-19 Varian Delta
Data terbaru dari Public Health England menemukan beberapa karakteristik orang rentan terkena virus COVID-19 varian Delta. (FOTO: Unsplash.com/martin sanchez).

Liputan6.com, Mamuju - Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Barat kebingungan akan informasi yang beredar mengenai ditemukannya varian baru Covid-19 Delta Plus atau AY.1 di Mamuju. Informasi itu dikeluarkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang mengatakan varian itu tersebar di dua wilayah Indonesia.

"Kalau yang dimaksud AY.1. sudah ada di Mamuju dan Jambi," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, Selasa (27/7/2021) kemarin.

Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat, Asran Masdy mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum menerima laporan terkait temuan varian Delta Plus di Mamuju. Menurutnya informasi itu tidak jelas, namun Ia berharap masyarakat tetap harus waspada dan tetap taat protokol kesehatan.

"Sejauh ini belum ada yang dilaporkan ke kami (Dinkes). Tidak ada juga info yang resmi yang sampai ke kami mengenai hal itu," kata Asran kepada wartawan, Rabu (28/07/2021).

 

Simak video pilihan berikut ini:

Informasi Tidak Jelas

Sedangkan, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Sulbar, Muhammad Ikhwan mengungkapkan, Kementerian Kesehatan pernah memberi informasi terkait temuan varian Delta Plus pada bulan Februari 2021 lalu. Namun, informasi mengenai pasien yang terpapar tidak jelas mereka terima.

"Terkait itu informasi yang baru muncul, itu tidak jelas, hoaks barangkali. Ada info di bulan Februari, tapi kita cari juga orangnya, itu tidak jelas juga," ungkap Ikhwan.

Karena menurut Ikhwan, Dinkes Sulawesi Barat sudah melakukan tracking terkait informasi dari kementerian itu. Semua daftar nama pasien yang positif Covid-19 di bulan Februari sudah mereka cari, namun yang dimaksud tidak ditemukan.

"Baik hasil laboratorium kita periksa, namun nama yang dimaksud juga tidak ada. Karena saat itu kita hanya diberi info mengenai umur, alamat dan jenis kelamin saja," ujar Ikhwan.

"Jadi ini (AY.1) tidak menarik dibahas, bikin bingung saja orang . Jadi kita tidak bisa bertanggungjawab mengenai informasi itu, karena bukan kita yang menjadi sumbernya," tutup Ikhwan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya