Liputan6.com, Pekanbaru - Jerat nilon atau sling baja masih menjadi momok bagi satwa liar di Provinsi Riau. Seperti yang dialami seekor beruang madu di Desa Pelanduk, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir.
Jika tak diselamatkan, mungkin saja satwa bernama latin helarctos malayanus itu mati di lokasi. Beruntung, dua orang warga memberi kabar kepada Polsek Mandah.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Hartono, menjelaskan, Kanit Reskrim Polsek Mandah Bripka Indra Lesmana SH langsung turun ke lokasi menyelamatkan satwa tersebut.
Bersama beberapa anggotanya, Bripka Indra sangat hati-hati mengevakuasi beruang madu itu. Untung saja satwa berkuku panjang tersebut sudah lemas terjerat sehingga tak membahayakan petugas.
Selain memutus jerat, personel Polsek Mandah bersama warga lainnya juga memasukkan beruang itu ke kandang. Selanjutnya diserahkan ke personel BBKSDA Riau.
"Beruang itu sudah tiba di BBKSDA Riau, sekarang di kandang transit," kata Hartono, Jumat petang, (30/7/2021).
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Terluka Parah
Hartono menyebut tim medis BBKSDA Riau sudah memeriksa kesehatan satwa. Di bagian kaki terjerat ditemukan pembengkakan sehingga beruang harus dirawat intensif.
"Petugas juga memberikan vitamin dan obat lainnya agar kondisi beruang pulih," kata Hartono.
Menurut Hartono, beruang akan dilepasliarkan jika kaki sudah sembuh. BBKSDA Riau juga memantau sifat beruang selama di kandang transit sebelum dilepasliarkan.
"Kalau sudah memungkinkan akan dilepasliarkan ke alam," ucap Hartono.
Hartono menghimbau masyarakat tidak memasang jerat di hutan ataupun kebun yang berbatasan dengan hutan. Jerat sangat membahayakan satwa bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Terimakasih kepada Polsek Mandah yang dengan cepat menyelamatkan beruang," kata Hartono.
Advertisement