3 Alasan Piknik di Kawasan Aliran Lahar Gunung Merapi Bisa Jadi Malapetaka

Berikut sederet bahaya yang bisa jadi malapetaka akibat piknik di sisa material erupsi Gunung Merapi.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Mar 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi - Erupsi Gunung Merapi. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)
Ilustrasi - Erupsi Gunung Merapi. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebuah video yang dibagikan akun @SukimanMerapi, mempertontonkan beberapa warga yang disebut sedang berada di atas lokasi sisa material erupsi Merapi di Kaliadem, Kepuharjo, Sleman, Yogyakarta. Menurut unggahan akun tersebut, kejadian ini terjadi pada Kamis siang pasca letusan besar Gunung Merapi.

"Tidak untuk ditiru. Masyarakat dilarang mendekati material awan panas guguran karena kondisi masih panas dan membahayakan," tulis akun Twitter resmi BPPTKG, @BPPTKG menaggapi video yang tengah viral tersebut. 

Dikutip dari berbagai sumber, berikut sederet bahaya yang bisa jadi malapetaka akibat piknik di sisa material erupsi Gunung Merapi.

1. Potensi awan panas susulan

Terhitung sejak awal tahun 2022, Gunung Merapi telah mengalami beberapa kali erupsi. Bahkan, Gunung Merapi sudah berstatus siaga sejak 5 November 2020 lalu.

Gunung Merapi mengalami jenis erupsi efusif. Erupsi efusif adalah erupsi dengan tekanan kecil sehingga hanya berupa lelehan yang berangsur keluar atau proses keluarnya magma terjadi dengan cara meleleh.

Letusan Gunung Merapi baru-baru ini terjadi lantaran aktivitas saling memicu dalam perut Gunung Merapi. Aktivitas masyarakat yang sengaja mendatangi sisa material erupsi Gunung Merapi sangat berbahaya dilakukan, karena letusan susulan dapat terjadi kapan saja.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Suhu Tinggi

2. Material erupsi memiliki suhu tinggi

Sisa material erupsi Gunung Merapi memiliki suhu yang tinggi sesaat setelah keluar dari perut bumi. Suhu material erupsi ini mampu bertahan cukup lama.

Tak heran apabila pasir dan material erupsi yang menumpuk di sekitar lereng merapi masih menyimpan suhu panas yang tinggi. Penumpukan material erupsi ini sangat berbahaya apabila dikunjungi.

Terlebih kunjungan ini dalam rangka penasaran atau piknik saja. Karena bisa saja material erupsi Gunung Merapi ini longsor atau terprosok di dalam material erupsi yang belum solid kepadatannya tersebut.

3. Ancaman Gas Belerang dan Gas Beracun Lainnya

Semburan material vulkanik biasanya disertai gas-gas beracun. Karena sifatnya ringan dan tidak berwarna, gas-gas itu kadang masih menyertai tumpukan material erupsi.

Luncuran gas-gas tersebut perlu diwaspadai. Ada tiga jenis gas beracun yang bisa ditemukan dalam setiap letusan gunung berapi, termasuk Gunung Merapi Yogyakarta.

Ketiganya adalah sulfurdioksida, karbondioksida dan hidrogensulfida. Keracunan sulfurdioksida ditandai dengan kesulitan bernapas, sakit dada, iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan, batuk-batuk dan lain-lain. Karena mengandung belerang, sifatnya mudah dikenali dari bau busuk menyengat yang bisa menyebabkan sesak napas.

Gas beracun yang juga mudah dikenali dari baunya adalah hidrogensulfida, yang baunya tajam seperti kentut. Dalam kadar rendah sekalipun gas ini dapat memicu iritasi pada mata, sementara pada kadar tinggi dapat mengiritasi saluran penafasan. 

 

Penulis: Tifani

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya