Khutbah Jumat Bulan Ramadhan: Puasa Jadi Momen Penting Menyayangi Alam

Bulan puasa menjadi momen penting untuk menghilangkan sikap tamak dan eksploitasi berlebihan terhadap alam dan sesama manusia.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 08 Apr 2022, 10:48 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2022, 10:48 WIB
Salat Jumat Pertama Ramadan di Masjid Istiqlal
Ilustrasi Khutbah Jumat di Masjid Istiqlal. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sholat Jumat menjadi momen penting bagi umat Islam untuk meningkatkan iman dan takwa, terlebih bagi kepala keluarga. Bukan tanpa sebab, pasalnya dalam sholat Jumat selalu ada khutbah yang diberikan oleh kiai, guru, atau orang yang pandai agama. Khutbah Jumat tersebut biasanya berisikan pesan-pesan iman. Pesan iman itu bisa diserap, direnungkan, lalu dibagikan kembali kepada orang-orang yang berada di rumah, untuk bersama-sama dijalankan. 

Berikut contoh khutbah Jumat bulan Ramadhan, seperti yang disarikan Liputan6.com dari kanal NU Online, Jumat (8/4/2022):

Kebakan hutan di musim kemarau, banjir di musim penghujan, menjadi bencana yang kerap datang menghampiri rakyat Indonesia tiap tahun. Kebakaran hutan tak hanya merugikan dari sisi materi tetapi juga merusak lingkungan dan menurunkan mutu kesehatan warga, bahkan ada yang menjadi korban jiwa. Begitu juga banjir, sudah jadi langganan orang Indonesia. Hal itu diperparah dengan perubahan iklim yang dampaknya sudah mulai dirasakan saat ini. 

Hadirin jemaah Sholat Jumat hadâkumullâh,

tentu semua itu bukan salah alam. Karena alam bergerak atas dasar sunnatullah (hukumnya) sendiri.

Allah dalam Al-Qur’an Surat ar-Rum ayat 41 mengingatkan,

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Ayat ini dengan terang mengungkapkan bahwa di balik kerusakan yang di bumi maupun di laut ada ulah manusia sebagai penyebabnya. Bencana alam tidak datang tiba-tiba, melainkan melalui faktor, yakni sifat dan perilaku manusia. Mengapa bencana asap luar biasa terjadi? Kebakaran terjadi karena masifnya alih fungsi di lahan yang sangat mudah terbakar.

Pemicu kebakaran tersebut adalah karena keringnya lahan gambut setelah alih fungsi lahan. Dalam proses alih fungsi, lahan gambut itu selalu disertai pengeringan lewat pembuatan kanal-kanal. Dan itu ulah manusia. Mengapa bencana kekeringan dan banjir selalu terjadi? Karena sumber daya alam yang mencegah itu semua telah dirusak. Praktik penebangan pohon yang membabi buta, pembuangan sampah yang sembarangan, dan abai terhadap pentingnya aksi penghijauan, adalah di antara sumber masalah yang patut diperhatikan. Dan pelakunya pun tak lain adalah manusia.

Hadirin jamaah Shalat Jum’at as‘adakumullah,

Ramadhan sebagai bulan untuk kian mendekatkan diri kepada Allah adalah momentum tepat untuk merenungi dua ajaran dasar dalam Islam.

Pertama, Allah adalah rabbul ‘âlamîn atau Allah adalah tuhan seluruh alam. Artinya, hamba Allah bukan hanya manusia, melainkan seluruh makhluk lain, yaitu binatang, tumbuhan, gunung, tanah, udara, laut, dan lain sebagainya. Dalam konteks hubungan antara khaliq dan makhluk, manusia sama dengan ciptaan-ciptaan lain.

Ajaran yang kedua adalah rahmatan lil ‘alamin atau menebar kasih sayang kepada seluruh alam, sebagai misi utama ajaran Islam. Manusia tak hanya dituntut berbuat baik dengan manusia lainnya tapi juga makhluk lainnya. Itulah mengapa saat perang Badar yang peristiwanya tepat pada bulan Ramadhan, Rasulullah melarang pasukan muslim merusak pohon dan membunuh binatang sembarangan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sayangi Semua yang Ada di Bumi

Hal ini menjadi bukti bahwa Islam sangat menyayangi alam. Dengan menyadari dua ajaran dasar tersebut (Allah rabbul ‘âlamîn dan misi Islam rahmatan lil ‘âlamîn), dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia dan alam memiliki hubungan integral dan timbal balik. Manusia memang diberi kelebihan untuk bisa memanfaatkan alam tapi ia sekaligus berkewajiban pula melestarikan dan melindunginya.

Saat alam hanya diposisikan sebagai objek yang dimanfaatkan, maka eksploitasilah yang akan muncul. Eksploitasi yang timbul dari sifat serakah akan berdampak pada kerusakan dan ujungnya adalah bencana alam. Sebaliknya, bila manusia bersahabat dan berbuat baik terhadap alam, maka alam pun mendatangkan maslahat bagi dirinya.

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda:

الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Artinya, “Wahai para penyayang yang semoga Sang Maha Penyayang menyayangi kalian, sayangilah semua yang ada di bumi, maka semua yang ada di langit akan menyayangimu.”

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Ditambah kenyataan bahwa Ramadhan adalah wahana mendidik kita untuk bersikap sederhana, seharusnya kita pun mesti pandai menahan diri dari dorongan-dorongan yang muncul dari nafsu tamak kita. Kerusakan lingkungan banyak disebabkan oleh ketakmampuan manusia menahan sifat tercela ini. Godaan nikmat duniawi, gairah menumpuk harta, dan semacamnya seringkali menjerumuskan manusia untuk berbuat zalim, tak hanya kepada manusia tapi juga lingkungan sekitarnya.

Pada bulan suci kali ini, mari sifat-sifat serakah, mubazir, dan zalim kita pangkas, dimulai dari diri sendiri dan hal-hal terkecil dalam keseharian kita. Demikian, semoga di bulan Ramadhan ini kita sanggup meningkatkan kualitas diri kita untuk menjadi manusia yang akram (lebih bertakwa kepada Allah SWT) dan shâlih, yakni yang mampu mewarisi bumi ini dalam arti luas, mengelola, memanfaatkan, menyeimbangkan dan melestarikan dengan tujuan akhirnya mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (sa’adatud darain).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya