2 Tahun Program Kartu Prakerja, Membantu Masyarakat Tertinggal di Nias

Kegiatan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja digelar di Gunungsitoli, Nias Sumatera Utara (Sumut).

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2022, 21:48 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2022, 21:47 WIB
2 Tahun Program Kartu Prakerja, Membantu Masyarakat Tertinggal di Nias
Penerima Kartu Prakerja di Nias Sumut (Dok. Humas Komite Cipta Kerja / Liputan6.com)

Liputan6.com, Medan - Dua tahun yang lalu, gelombang pertama Program Kartu Prakerja diluncurkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Cipta Kerja Airlangga Hartarto, pada 11 April 2020.

Program tersebut sebagai respon dari pemerintah pusat, atas pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehari sebelumnya.

Hadir di awal pandemi COVID-19, Prakerja yang awalnya disiapkan pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo (Jokowi). Yang mana, sebagai program peningkatan kompetensi angkatan kerja, yang juga ditujukan sebagai instrumen perlindungan sosial untuk membantu kesulitan masyarakat akibat COVID-19.

Kini, program Prakerja menjangkau lebih dari 11,7 juta penerima manfaat, dengan 26 gelombang yang telah dibuka hingga saat ini.

Bertepatan dengan dua tahun pelaksanaan program, Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja menggelar acara selama dua hari di Gunungsitoli, Nias, Sumatera Utara (Sumut) pada tanggal 11-12 April 2022 lalu.

Dalam kegiatan virtual tersebut bertema ‘Temu Muka Penerima Kartu Prakerja’, Airlangga Hartarto mengungkapkan, Program Kartu Prakerja diiniasi untuk memulihkan ekonomi, meningkatkan kompetensi, produktivitas, daya saing, serta mendorong wirausaha.

“Di tengah keterbatasan saat pandemi, Prakerja terbukti efisien setelah beradaptasi dalam pelaksanaan program yang dijalankan 100 persen secara digital,” ujarnya, Senin (12/4/2022).

Airlangga mengatakan, dengan penerapan teknologi pula, sebaran penerima Prakerja dapat mencapai wilayah pelosok tanah air. Di mana, keberhasilan program tak hanya dari data dan angka, tapi juga dirasakan penerima yang dapat dilihat secara langsung.

Berbagai survei lembaga independen tersebut juga, lanjut Airlangga, menunjukkan hasil menggembirakan, bahwa Program Kartu Prakerja mencapai tujuan yang dimandatkan.

“Manfaatkan ilmu yang didapat dari pelatihan untuk meningkatkan penghidupan anda dan masyarakat sekeliling. Belajar terus, mengasah diri menjadi lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera, dan lebih adaptif terhadap perkembangan zaman sehingga lebih siap dari hari ini,” katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Manajemen Pelaksana Prakerja

2 Tahun Program Kartu Prakerja, Membantu Masyarakat Tertinggal di Nias
Kegiatan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja di Gunungsitoli, Nias Sumut (Dok. Humas Komite Cipta Kerja / Liputan6.com)

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyatakan, Pulau Nias dipilih untuk menandai perjalanan sejarah dua tahun Prakerja.

Yakni sebagai bukti bahwa program ini melayani angkatan kerja di 514 kabupaten dan kota di Indonesia, termasuk pulau-pulau serta wilayah pedalaman tanah air.

Dia berharap, kedatangan Manajemen Pelaksana Prakerja di Nias dan pulau-pulau terluar sebelumnya, dapat memberi sinyal kuat kepada masyarakat tentang di mana Prakerja berpihak.

"Interaksi sosial yang dibangun dari kunjungan ini, semoga membuat masyarakat mengerti bahwa Prakerja dikerjakan oleh orang-orang yang punya 'hati' dan 'berpihak' pada yang tertinggal," ungkapnya.

Daerah Tertinggal

2 Tahun Program Kartu Prakerja, Membantu Masyarakat Tertinggal di Nias
Kegiatan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja di Gunungsitoli, Nias Sumut (Dok. Humas Komite Cipta Kerja / Liputan6.com)

Bupati Nias Selatan Hilarius Duha menuturkan, Prakerja sudah menjangkau 29.971 penerima efektif di lima kabupaten dan kota di Pulau Nias. Penerima terbanyak berasal dari Kabupaten Nias Selatan sebanyak 13.914 peserta. Yang banyak berasal dari daerah tertinggal.

Penerima Prakerja di Nias Selatan paling banyak memilih pelatihan, seperti strategi dan pembuatan konten pemasaran, merakit kerajinan tangan, tata rias, tata busana, mengolah makanan sehat, mengelola usaha warung, serta pelatihan perangkat lunak untuk administrasi.

“Kehadiran Prakerja terasa manfaatnya bagi perekonomian daerah. Program ini juga mengajarkan, bahwa globalisasi membuat kita tak boleh berpangku tangan dan hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya