Liputan6.com, Garut - Untuk menggerakan sektor ekonomi kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pemerintah mengalokasikan dana Kelompok Usaha Rakyat (KUR) hingga tahun ini Rp 283 triliun dengan bunga hanya sekitar 3 persen.
“Tentunya ini dapat dimanfaatkan kalangan UMKN,” ujar Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengunjungi lokasi industri kulit PT Garut Makmur Perkasa (GMP) kawasan Sukaregang, Kamis (21/4/2022).
Menurutnya, di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, Ketua Umum Partai Golkar itu berharap kalangan UMKM di Garut, mampu meningkatkan produktivitas dengan mengakses permodalan KUR dari pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
Ia mencontohkan kesuksesan PT GMP, sebagai salah satu perusahaan industri pengolahan kulit tingkat nasional, mampu bertransformasi dari perusahaan lokal yang bersaing di tingkat global dengan sokongan permodalan yang mumpuni.
“PT Widodo Makmur Perkasa ini adalah perusahaan yang telah melantai di bursa dan kami ucapkan selamat pada seluruh UMKM,” kata dia.
Tidak hanya itu, anak perusahaan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk itu, dinilai mampu meluaskan sayap usahanya secara terintegrasi dari hulu hingga hilir, sehingga berkembang dengan cepat.
“Kami berharap bisa mengikuti jalan atau pioner PT Widodo Makmur Perkasa di sektor industri pengolahan kulit, dan sektor peternakan sapi serta peternakan ayam,” ujarnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
UMKM Terintegrasi
Dalam kesempatan itu, Airlangga secara langsung melihat proses penyamakan salah satu industri pengolahan kulit di pabrik pengolahan kulit, yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, tersebut.
Chief Operational Officer PT GMP Indrawan Suwidya Adji menyatakan, seluruh proses pembuatan bahan baku kulit sapi yang digunakan berasal peternakan sendiri yang dikelola secara profesional.
“Kami memelihara dari kecil hingga besar dan sekarang jumlahnya sudah mencapai 50.000 ekor,” ujar dia.
Dalam prosesnya, perusahaan tidak hanya menyuplai kebutuhan komoditas kulit, namun sapi yang dikelola untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat Garut terutama restoran dan supermarket.
“Nah kulit dari sapi itulah kami proses di sini untuk dijadikan sebagai bahan baku jaket kulit,” ujar dia.
Dengan pengelolaan yang tepat, Ia berharap perusahaannya mampu bersaing di tingkat global sehingga menjadi kebanggaan Indonesia di setor pengelolaan dan produksi kulit nasional.
“Apabila bersinergi (dengan pemerintah) kita bisa seperti negara-negara di dunia yang juga terkenal akan produk kulitnya,” kata dia.
Advertisement