Si Datuk Belang Serang Dokter Hewan Saat Hendak Dievakuasi dari Jeratan di Tapanuli Selatan

Sokter hewan bernama drh Anhar diserang harimau sumatera saat hendak mengevakuasi satwa langka dilindungi tersebut. Peristiwa terjadi di Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut).

oleh Reza Efendi diperbarui 10 Mei 2022, 06:51 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2022, 13:34 WIB
Mimpi harimau
Ilustrasi - harimau sumatera

Liputan6.com, Tapanuli Selatan Dokter hewan bernama drh Anhar diserang harimau sumatera saat hendak mengevakuasi satwa langka dilindungi tersebut. Peristiwa terjadi di Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) Irzal Azhar mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu, 24 April 2022. Akibatnya, Anhar mengalami luka di bagian lengan sebelah kiri akibat serangan Si Datuk Belang.

"Usai menyerang, harimau kemudian lari menjauh," kata Irzal dalam keterangan diperoleh Liputan6.com, Senin (25/4/2022).

Diterangkan Irzal, peristiwa berawal saat pihaknya mendapat laporan dari Komandan Rayon Militer (Danramil) Batang Toru tentang adanya harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) terjerat di Dusun Pardomuan, Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, pada Jumat, 22 April 2022.

Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim BBKSDA Sumut bersama lembaga mitra kerja sama Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Center (YOSL-OIC) menuju lokasi dengan membawa kandang transit beserta peralatan senjata.

Setibanya di lokasi, tim melakukan koordinasi dengan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Batang Toru, Danramil Batang Toru, Camat Angkola Sangkunur, pemilik jerat, dan masyarakat Desa Batu Godang.

"Menurut keterangan masyarakat, harimau telah berpindah dari tempat awal ditemukan sejauh 200 meter dengan keadaan jerat sling terlilit di kaki," terangnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kembali Lakukan Pengecekan

Proses Evakuasi
Tim yang hendak melakukan evakuasi (Dok: BKSDA Sumut)

Dipaparkan Irzal, karena saat itu mempertimbangkan kondisi cuaca dan keselamatan tim, akhirnya disepakati dengan Muspika dan masyarakat, dilakukan pengecekan pada Sabtu, 23 April 2022.

"Saat dicek, harimau sumatera yang terjerat dengan kondisi kaki terlilit tali sling tersebut sudah dalam keadaan lemas," ujarnya.

Kemudian direncana evakuasi dilakukan dengan cara ditembak bius. Lalu, drh. Anhar tiba di lokasi dan dilakukan diskusi dengan melibatkan Kepala Bidang KSDA Wilayah III Padangsidimpuan, Camat Angkola Sangkunur, Kapolsek Batangtoru, Koramil Siais, YOSL-OIC, Yayasan Scorpion, aparat desa, masyarakat desa, untuk menyepakati evakuasi.

Evakuasi dengan Pembiusan

Harimau - Vania
Ilustrasi - harimau

Pada Minggu, 24 April 2022, hari yang ditentukan untuk evakuasi, tim dan dokter hewan melakukan persiapan serta pengecekan senjata bius. Selanjutnya drh Anhar melakukan pembiusan dengan cara menembak.

Tembakan bius mengenai badan atau tubuh harimau, namun tanpa diduga harimau tiba-tiba langsung menyerang drh. Anhar yang mengakibatkan luka di bagian lengan sebelah kiri. Usai menyerang harimau kemudian lari menjauh.

"Melihat kondisi drh. Anhar, tim langsung melakukan penanganan dan pertolongan serta segera mengevakuasi ke rumah sakit Padangsidimpuan untuk mendapatkan perawatan," sebut Irzal.

Imbauan Kepada Masyarakat

Proses evakuasi
Tim BBKSDA Sumut bersama lembaga mitra kerja sama Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Center (YOSL-OIC) menuju lokasi dengan membawa kandang transit beserta peralatan senjata (Dok: BKSDA Sumut)

Terkait insiden itu, lanjut Irzal, Kepala Bidang KSDA Wilayah III Padangsidimpuan bersama-sama dengan Camat Angkola Sangkunur, Kapolsek Batangtoru, mewakili Danramil Siais, kepala desa, YOSL-OIC, dan Yayasan SCORPION menyampaikan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat.

Imbauan yang diberikan kepada masyarakat agar 3 hari ke depan tidak melakukan aktifitas apapun di kebun. Tetap waspada dan dalam melakukan aktifitas di luar rumah tidak sendiri melainkan secara berkelompok, minimal 5 orang.

"Segera melaporkan atau memberikan informasi kepada petugas terkait bila melihat adanya tanda-tanda keberadaan harimau tersebut," sebutnya.

Untuk penanganan berikutnya, BBKSDA Sumut akan melakukan pemasangan perangkap di sekitar lokasi kejadian, dan melakukan patroli rutin. "Kita juga lakukan pendampingan terhadap masyarakat sampai situasi kembali kondusif," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya