5 Titik Cek Poin Sapi Demi Tangkal PMK di Garut, Mana Saja?

Satu cek poin di wilayah Cilawu, terus Limbangan dan Malangbong, kemudian Leles dan Kadungora, dan Cibalong untuk wilayah Garut selatan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 05 Jun 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2022, 07:00 WIB
Seorang peternak lokal Garut, Jawa Barat tengah menunjukan salah satu sapi dalam kondisi sehat yang akan digunakan dalam Idul Adha 2022. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Seorang peternak lokal Garut, Jawa Barat tengah menunjukan salah satu sapi dalam kondisi sehat yang akan digunakan dalam Idul Adha 2022. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat, menyiapkan lima titik cek poin pengecekan lalu-lintas komoditas hewan ternak, terutama sapi dan domba yang berpotensi terdeteksi penyakit mulut dan kuku (PMK), menjelang datangnya Idul Adha 2022.

“Satu cek poin di wilayah Cilawu, terus Limbangan dan Malangbong, kemudian Leles dan Kadungora, dan Cibalong untuk wilayah Garut selatan,” ujar Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Garut, Sofyan Yani, dalam rakor Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kemarin.

Menurutnya, pemilihan lokasi cek poin hewan PMK itu merupakan upaya bersama pemda Garut, untuk menekan lalu lintas peredaran komoditas ternak yang berpotensi membawa PMK .

“Pengecekan di lima wilayah ini diperkirakan menjadi lokasi yang rawan, tempat jalur masuknya hewan ternak dari luar Kabupaten Garut,” kata dia.

Mereka akan bekerja sesuai bersama Satuan Tugas (Satgas) PMK berisikan tenaga medis ternak, untuk mengawasi lalu lintas hewan ternak yang datang dari dan ke luar Garut.

“Perlu dipastikan bahwa ternak itu harus sehat yang dinyatakan oleh sertifikat veteriner atau SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan), apakah sapi itu sehat atau tidak?” Kata dia.

Tidak hanya itu, 10 hari menjelang Idul Adha 2022 lembaganya akan memastikan ketersediaan seluruh ternak kurban, termasuk syarat kesehatan hewan ternak yang telah mendapatkan rekomendasi dari Satgas PMK.

“Sejak dahulu masyarakat Garut memiliki ketergantungan dengan sapi dari luar, karena keragaman jenis dan harganya yang relatif terjangkau,” kata dia.

Sofyan menyatakan, meskipun dirundung isu PMK, namun populasi komoditas sapi di Garut cukup memenuhi kebutuhan Idul Adha 2022 bagi masyarakat.

“Sebenarnya presentase yang kena (PMK) itu hanya beberapa persen, tidak besar, sapi di Garut itu kita punya populasi 28 ribu,” kata dia.

Berdasarkan data sebelumnya yang dikeluarkan dari Kementerian Agama (Kemenag), kebutuhan hewan kurban masyarakat Garut tahun lalu, hanya berkisar di angka 2.500 ekor sapi.

“Jumlah kebutuhan tersebut hanya sekitar 10 persen, jadi kami yakin bisa terpenuhi (kebutuhan untuk kurban),” kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Berkah Tersembunyi

Deretan sapi-sapi di salahs atu kandang milik peternak lokal Garut, Jawa Barat dalam kondisi sehat menjelang datangnya Idul Adha 2022. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Deretan sapi-sapi di salahs atu kandang milik peternak lokal Garut, Jawa Barat dalam kondisi sehat menjelang datangnya Idul Adha 2022. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sofyan menambahkan, hadirnya pembatasan sapi dari luar daerah akibat PMK, sebenarnya menjadi momentum positif bagi peternak lokal untuk mengoptimalkan penjualan ternak saat perayaan Idul Adha 2022.

“Kalau dulu kan dia punya sapi saingan dengan (sapi) yang (dari) luar,” kata dia.

Untuk menghindari ancaman merebaknya wabah PMK di Garut, Sofyan meminta seluruh peternak di Garut mawasdiri memperhatikan kesehatan ternaknya, termasuk lokasi tempat ternak hidup.

“Mohon jaga kebersihan dan lalulintas di kandang, agar penyebaran PMK ini bisa terus ditekan,” pinta dia.

Selain itu, untuk menekan meningkatnya harga jual sapi menjelang Idul Adha 2022, lembaganya menghimbau masyarakat tidak panik menyikapi wabah PMK saat ini.

Selain masih aman dikonsumsi, penyebaran PMK tidak menular kepada manusia. “Lakukan pengobatan se-intens mungkin, komunikasi dengan petugas pengobatan, baik itu antibiotik (dan) vitamin, itu langkah-langkahnya,” ujar dia.

Kabar terkini, saat ini hanya sekitar 6 kecamatan tertular PMK, sementara 11 kecamatan lainnya merupakan wilayah terdampak dengan jumlah kasus yang terbilang kecil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya