Mengembalikan Keceriaan Anak-Anak Penyintas Gempa Cianjur

Menampilkan ragam permainan sulap yang ciamik, plus alunan musik yang cukup menghibur, membuat seluruh anak-anak yang hadir dalam tenda BNPB tersebut tampak terhibur.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 07 Des 2022, 11:03 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 10:42 WIB
Puluhan anak-anak penyintas korban musibah gempa Cianjur, Jawa Barat di Posko Warung Kondang, mendapat hiburan gratis dari komunitas badut Tasikmalaya yang dihadirkan melalui 'Bakti Kalam Insani Tasikmalaya'. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Puluhan anak-anak penyintas korban musibah gempa Cianjur, Jawa Barat di Posko Warung Kondang, mendapat hiburan gratis dari komunitas badut Tasikmalaya yang dihadirkan melalui 'Bakti Kalam Insani Tasikmalaya'. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Cianjur - Puluhan anak-anak penyintas korban musibah gempa Cianjur, Jawa Barat di Posko Warung Kondang, mendapat hiburan gratis dari komunitas badut Tasikmalaya yang dihadirkan melalui 'Bakti Kalam Insani Tasikmalaya'.

Mereka tampak bungah, bersenda gurau bersama rekan sejawatnya, sambil sesekali senyum tawa lepas di tengah- tengah cerita dongeng yang disajikan ‘Uspet’ alias Ustaz Petet dalam program trauma healing bagi anak-anak  penyintas bencana tersebut.

Sementara itu, sebagian lainnya tampak tak sabar menunggu sambil memanggil Mr Andika Jerman, lakon badut utama yang akan menghibur mereka.

"Siapa namanya?" tanya Andika, kepada salah seorang anak lelaki, sesaat memasuki tenda pengungsi, yang dijawab dengan lantang Paw-paw, salah seorang anak korban penyintas gempa dengan penuh ceria.

Menggunakan setelan pakaian dengan warna cerah dan mencolok khas Badut, Mr Andika, Ketua Komunitas Badut Tasikmalaya, dalam pertunjukan kemanusiaan itu, tampak asyik menghibur anak-anak korban musibah bencana alam gempa Cianjur bermagnitudo 5,6 tersebut.

Ragam permainan sulap yang ciamik plus alunan musik yang cukup menghibur, membuat seluruh anak yang hadir dalam tenda BNPB tersebut terhibur. Sesekali Mr Andika memberikan hadiah untuk menyemangati mereka.

"Ayo siapa lagi yang mau hadiahnya?" tanya dia. "Sayaaaa," ujar spontan seluruh anak-anak yang hadir sambil menunjukkan jari tangan ke atas.

Andika menyatakan, kehadiran badut dalam trauma healing yang diberikan bagi anak-anak korban musibah bencana alam, dinilai penting untuk menghilangkan trauma, sekaligus menghadirkan semangat baru bagi mereka.

"Kami terus berupaya memberikan support dan semangat, biar mereka lupa akan trauma musibah yang telah menghinggapinya," kata dia.

Respon Orangtua

Puluhan anak-anak penyintas korban musibah gempa Cianjur, Jawa Barat di Posko Warung Kondang, mendapat hiburan gratis dari komunitas badut Tasikmalaya yang dihadirkan melalui 'Bakti Kalam Insani Tasikmalaya'. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Puluhan anak-anak penyintas korban musibah gempa Cianjur, Jawa Barat di Posko Warung Kondang, mendapat hiburan gratis dari komunitas badut Tasikmalaya yang dihadirkan melalui 'Bakti Kalam Insani Tasikmalaya'. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Irma, salah satu orangtua yang menyaksikan anaknya dalam permainan hiburan komunitas badut Tasikmalaya itu, terlihat gembira melihat perkembangan anaknya setelah musibah gempa menerpa mereka.

"Jelas sangat terbantu, apalagi permainan badut yang disajikan sangat menghibur anak-anak," kata dia.

Menurutnya, sejak musibah datang hampir dua pekan lalu, kondisi psikologi anak-anak di tenda pengungsian cukup terganggu. "Sebenarnya kami ingin pulang ke rumah, namun anak-anak kami ketakutan untuk kembali ke rumah, karena masih ada gempa susulan," kata dia.

Irma berharap, dengan hadirnya trauma healing melalui hiburan badut itu, mampu menghilangkan traumatik anak terhadap ancaman musibah gempa. "Minimal anak-anak bisa kembali ceria, meskipun kami akui rasa takut masih membekas di kami," ujarnya.

Nana Suryana, Ketua Posko Bencana Warung Kondang menyatakan, hingga kini total warga yang ditampung di posko pengungsian berjumlah 600 orang.

"Jumlahnya fluktuatif kadang berkurang kadang bertambah, tapi saat ini di kisaran 600 orang," ujar dia.

Dari jumlah itu, sekitar 30 persen di antaranya warga terdampak gempa Cianjur dihuni anak-anak usai sekolah. "Kebetulan anak-anaknya banyak yang tinggal di tenda, jadi kehadiran trauma healing melalui badut jelas sangat membantu," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya