Melihat 'Etalase' Pelaksanaan Kurikulum Merdeka di Daerah

SMP Negeri 1 Muntilan berupaya mengajak siswa merayakan hasil belajar mereka.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 17 Des 2022, 12:33 WIB
Diterbitkan 17 Des 2022, 12:33 WIB
Spensa
Kepala SMP Negeri 1 Muntilan Yuliyanto MPd saat membuka gelar karya siswa sebagai bentuk apresiasi capaian siswa. Foto: Liputan6.xom/Edhie Prayitno Ige 

Liputan6.com, Magelang - Penerapan Kurikulum Merdeka di tiap sekolah berbeda-beda. Bagaimana dengan sekolah yang ada di daerah-daerah jauh dari ibu kota yang penuh fasilitas?

Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu ciri khas dari Kurikulum Merdeka. Kegiatan projek ini bertujuan memperkuat upaya pencapaian yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. 

SMP Negeri 1 Muntilan, salah satu SMP Negeri yang berada di sebuah kecamatan di Jawa Tengah mencoba menggelar karya siswa untuk menunjukkan capaian mereka.

Kepala SMP Negeri 1Muntilan, Yuliyanto MPd menyebutkan bahwa proporsi penguatan profil pelajar Pancasila mencapai 20% beban belajar pertahun. 

"Dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran," kata Yuliyanto.

Di lembaga yang dipimpinnya, kegiatan telah dimulai sejak awal tahun ajaran, yakni bulan Juli 2022 bagi kelas VII (fase D). 

"Jadi pada Desember yang merupakan akhir semester gasal ini merupakan bulan di mana gelar karya siswa dilaksanakan. Gelar karya ini merupakan wadah untuk menunjukkan karya-karya dari hasil proyek seluruh siswa (kelas VII, VIII, dan IX)," kata Yuliyanto.

Sebenarnya dalam praktiknya kelas VII dan IX belum mengikuti proses pembelajaran dengan kurikulum merdeka, mereka tetap dilibatkan sebagai sarana menanamkan profil pelajar Pancasila. 

"Apapun capaiannya, karya mereka perlu diapresiasi, dan ini sebagai salah satu bentuk apresiasi dan untuk meningkatkan motivasi siswa," katanya.

 

Quantum Teaching

Spensa
Hal-hal sederhana dengan fasilitas seadanya diharapkan mampu menjadi pondasi bagi pengembangan minat siswa. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Selain itu, acara ini merupakan ajang bagi siswa untuk memamerkan hasil karya P5 yang telah dibuat kepada khalayak, dalam hal ini seluruh warga sekolah dan orang tua.

Dalam Gelar Karya pada Sabtu (17/12/2022) semua siswa dari kelas terendah sampai tertinggi diberi kesempatan memamerkan karyanya kepada masyarakat. Hal itu dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dan memiliki kebanggaan.

"Bagi kami, kaum guru, Gelar Karya berfungsi sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kurikulum merdeka dan terus dilakukan perbaikan-perbaikan ke depannya," kata Yuliyanto.

Sementara itu, ketua panitia penyelenggara, Suhardi, S. Pd., MM. MPd menyebutkan bahwa gelar karya ini merupakan hasil kerjasama sekolah, orangtua, dan komite sekolah. 

"Ini menegaskan bahwa semua harus saling dukung untuk pendidikan anak-anak kita," kata Suhardi.

Dalam sambutannya, Kepala SMP Negeri 1 Muntilan Yuliyanto menyampaikan bahwa gelar karya siswa harus dimaknai sebagai perayaan hasil belajar yang telah dicapai.

"Dalam jabaran kami sesuai dengan model TANDUR (Tumbuhkan Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dalam pembelajaran kuantum (Quantum Teaching)," katanya.

"Bawalah mereka ke dunia kita, antarkanlah dunia kita ke dunia mereka," lanjutnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya