Liputan6.com, Bandung - Ketika perayaan Imlek kamu mungkin tidak asing dengan makanan jeruk Mandarin atau jeruk Santang. Setiap perayaan Imlek makanan ini selalu tersedia dan menjadi bagian yang tak bisa terlepaskan dalam perayaannya.
Ada banyak orang mungkin bertanya-tanya mengapa buah ini selalu ada dalam perayaannya dan jawabannya pun selalu beragam dan mempunyai makna-makna tersendiri. Namun, intinya jeruk ini menjadi salah satu simbol yang bermakna positif khususnya ketika perayaan Imlek.
Salah satu alasannya adalah karena orang China mempunyai pemahaman atau kepercayaan bahwa jeruk adalah simbol keberuntungan. Maka dari itu jeruk selalu ada dalam perayaan Imlek yang sangat dihormati.
Advertisement
Jeruk sendiri sekilas mempunyai makna dengan kata emas dalam bahasa China yaitu “Juzi” yang berarti jeruk dan “Jinzi” yang berarti emas. Melansir dari Myrecipes banyak orang yang percaya bahwa kehadiran jeruk ini di rumah bisa membawa kekayaan dalam hidup.
Tidak hanya itu jeruk mandarin ini juga dipercaya untuk membawa rezeki bagi orang-orang yang mempercayainya. Tak hanya itu, pohon jeruk pun bahkan sering menjadi dekorasi dalam perayaan Imlek karena mempunyai makna yang sama seperti buahnya.
Sering kali pohon Imlek ini juga disimpan di depan pintu rumah dan mempunyai makna yang berbagai macam. Dalam perayaan Imlek pohon jeruknya juga sering diselipkan angpau untuk mereka yang belum menikah.
Mengutip dari riaugreen dijelaskan bahwa kehadiran jeruk mandarin ini dalam perayaan Imlek mempunyai makna yang sama seperti warnanya yaitu melambangkan emas dan mempunyai arti keberuntungan dan kekayaan. Orang tua juga biasanya menyimpan jeruk tersebut di atas bantal anak-anak.
Kegiatan tersebut tentunya menjadi salah satu bentuk kepercayaan bahwa jeruk mandarin bisa membantu kita dalam membawa berkah yang sangat baik tidak hanya untuk diri mereka saja namun juga keluarganya.
Adapun ketika memberikan jeruk terdapat kepercayaan lain yaitu jangan memberikan jeruk mandarin secara cuma-cuma dimana harus mengusahakan jeruk tersebut masih mempunyai batang atau daun jeruk yang menempel pada buahnya.
Terlepas dari perayaan Imlek, jeruk mandarin juga turut dibudidayakan menjadi barang antik di Tiongkok. Sehingga, jeruk ini menjadi sesuatu yang sangat dihargai dan juga sering disajikan kepada pengunjung istana kekaisaran pada saat itu sebagai penghargaan.