Detik-Detik Tukang Jaket Kulit Asal Garut Diamuk Massa, Jadi Korban Hoaks Penculikan Anak

Apes, tukang jaket kulit asal Garut menjadi korban hoaks penculikan anak. Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan dari massa yang main hakim sendiri.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 13 Feb 2023, 11:04 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 11:04 WIB
Penjual Jaket
Ban mobil penjual jaket asal Garut rusak akibat diamuk massa yang termakan hoaks penculikan anak. (Liputan6.com/ Dok Dedi Mulyadi)

 

Liputan6.com, Jakarta - Luki dan Uep, penjual jaket yang juga warga Kabupaten Garut menjadi korban hoaks. Keduanya dituduh sebagai pelaku penculikan anak di Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumsel, dan menjadi korban main hakim sendiri. Di hadapan anggota DPR RI Dedi Mulyadi, keduanya menceritakan duduk perkara mengapa sampai terjadi peristiwa tersebut.

"Kang Luki dan Mang Uep sudah berangkat perjalanan dua hari dari Musi Rawas Utara ke Garut, sampai di Purwakarta mampir dulu di Gerbang Tol Jatiluhur," kata Dedi, akhir pekan kemarin.

Tercatat ada lima warga Garut yang menjadi penjual jaket kulit dan menjadi korban hoaks sebagai pelaku penculikan anak itu. Namun tiga orang lainnya, sudah sampai Garut terlebih dahulu karena pulang satu hari sebelum Luki dan Uep.

Saat menemui Dedi, Luki dan Uep dalam kondisi sehat meski saat kejadian sempat dipukuli oleh massa yang menuduhnya sebagai pelaku penculikan anak.

"Kang Luki sudah melewati masa-masa berat dikepung warga, disangka penculik," kata Dedi.

Luki bersyukur bisa selamat dari peristiwa tersebut. Ia pun berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah menyelamatkan dan menolong selama berada di Muratara.

Sementara dalam pertemuan itu, Dedi mengajak Luki dan Uep makan bersama di salah satu restoran khas Purwakarta sambal berbincang mengenai detik-detik mencekam saat dikepung massa.

Seperti dikutip dari tayangan video di Youtube Dedi Mulyadi Chanel, kepada Dedi keduanya mengatakan di lokasi sedang ada isu penculikan anak, yang jenis mobilnya sama dengan yang dipakai Luki dan Uep untuk menjual jaket kulit. Apalagi di dalam mobil itu ada karung berisi jaket dan warga menuduhnya itu berisi anak-anak. 

"Langsung ada ibu-ibu Whatsapp chatting ke grup, meluas langsung empat desa yang ngepung. Tiba-tiba langsung disergap," katanya. 

Lalu keduanya dibawa ke kantor desa, warga yang sudah berkerumun menyangkanya sudah terjadi penangkapan. Padahal semuanya dibawa ke kantor desa agar lebih aman dan proses interogasi berjalan lancar. Di sinitulah Luki dan Uep menjadi korban main hakim sendiri massa yang mengamuk.

 

Mobil yang Dipakai Jualan Jaket Hancur Diamuk Massa

Dedi juga sempat melihat kondisi mobil Grand Max milik Luki dan Uep yang ringsek, karena saat kejadian menjadi sasaran amukan massa. Selain merusak mobilnya, massa juga menjarah ratusan jaket kulit khas Garut yang semula akan dijual di Muratara.

Sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Garut, Dedi memberikan pakaian baru untuk keduanya. Sebab keduanya sudah dua hari perjalanan menggunakan pakaian yang sama.

Tidak hanya itu, Luki pun mendapatkan hadiah spesial berupa topi putih yang selama ini digunakan oleh Dedi. Selain itu Dedi Mulyadi juga memberikan sejumlah uang kepada keduanya untuk bekal pulang ke Garut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya