Yahudi, Kue Ramadhan Khas Ambon yang Punya Cita Rasa Unik

Kue ini pertama kali dipopulerkan pada 1985 oleh keluarga Cokro.

oleh Tifani diperbarui 10 Mar 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2023, 13:00 WIB
Bandara Internasional Pattimura Ambon
Bandara Internasional Pattimura Ambon (dok: AMKA)

Liputan6.com, Ambon - Kue yahudi merupakan salah satu kuliner Ramadhan khas Ambon, maluku. Kuliner tradisional ini terbilang cukup spesial karena hanya dapat ditemukan saat Bulan Ramadan tiba.

Kue yahudi menjadi kudapan manis yang kerap menjadi incaran warga untuk berbuka puasa. Tidak seperti namanya yang unik, bentuk kue yahudi ini terbilang sangat biasa. kue ini hampir sama seperti kue lainnya yang terbuat dari terigu.

Bentuk kue yahudi hanya berwarna kuning pucat dan di atasnya berwarna cokelat. Dikutip dari laman indonesia.go.id, kuliner Ambon ini pertama kali dipopulerkan pada 1985 oleh keluarga Cokro.

Kue berbentuk tar ini merupakan resep warisan almarhum ibu Nur Bargeis dari keluarga Cokro yang kebetulan berdarah Arab dan Ambon. Bentuk kue yahudi mirip seperti tar pada umumnya. Kue bernama unik ini terbuat dari terigu, telur, mentega, susu kental manis, gula, vanili serta coklat bubuk.

Keunikan kuliner Ramadhan Ambon ini terletak pada penggunaan gardamu atau kapulaga sebagai salah satu bahan utama. Kapulaga atau gardamu merupakan salah satu rempah paling populer di Maluku selain buah pala.

Rempah yang satu ini mengandung banyak mineral seperti mangan, kalsium, dan kalium. Kapulaga mengandung asiri dengan komponen utama sineol yang berkhasiat sebagai antidepresan atau penurun tekanan darah dan sebagai antiinflamasi atau penawar radang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Pembuatan Sederhana

Proses pembuatan kue yahudi juga cukup sederhana, pertama kapulaga harus ditumbuh hingga halus seperti tepung. Tujuannya agar dapat tercampur secara merata di dalam adonan kue.

Selain itu kapulaga berbentuk tepung ini berguna agar meresap dan menebarkan aroma khas pada setiap potongan kue Yahudi. Kapulaga yang digunakan adalah jenis seberang, karena ukurannya lebih besar dan aromanya jauh lebih kuat dari kapulaga Jawa.

Berbeda dengan adonan kue tart atau kue bolu, kue Yahudi punya dua adonan, yaitu adonan utama dan adonan pendamping. Adonan utama atau babon berbahan tepung terigu, susu krim, mentega, telur, dan gula lalu dimasak bersama air matang di atas api kecil.

Setelah itu adonan diinapkan semalam sebelum diuleni hingga kalis keesokan harinya. Sedangkan, adonan kedua dibuat dari bahan baku telur, susu krim, gula, dan tepung terigu.

Setelah tercampur, adonan kedua dicampurkan adonan pertama yang telah diinapkan. Lalu secara perlahan, masukkan tepung kapulaga hingga tercampur rata di dalam kedua adonan yang sedang diaduk.

Setelah semua bahan tercampur sempurna, adonan dipangggang di loyang dalam oven dengan api kecil hingga matang. Saat ini, kue yahudi telah diinovasi dengan pewarna alami daun suji hijau agar warnanya tidak monoton.

Kue yahudi dengan aroma kapulaga yang nikmat dengan rasa manis serta tekstur lembut seperti puding dan legit. Kuliner Ramadan khas Ambon ini biasanya dijual dengan harga Rp.3.000 per potong.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya