Mengenal Siklus Hidrologi dan Jenis-jenisnya

Manusia juga membutuhkan air agar bisa hidup.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 17 Mar 2023, 14:24 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2023, 14:21 WIB
Ketinggian Air Sungai Danube di Hungaria Turun
Ketinggian air Sungai Danube di Pocsmegyer dekat Budapest, Hungaria (9/8/2022). Ketinggian air Sungai Danube turun satu setengah meter dalam tiga minggu di dekat Budapest, sementara prakiraan hidrologi menunjukkan bahwa tidak ada penambahan curah hujan yang diharapkan untuk saat ini. (AP Photo/Anna Szilagyi)

Liputan6.com, Jakarta - Air adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan. Tak hanya bagi manusia saja, tetapi makhluk lainnya yang ada di bumi.

Air ternyata mempunyai siklusnya sendiri bernama siklus hidrologi. Mungkin istilah ini terdengar asing bagi sebagian orang, namun siklus hidrologi adalah sebuah perputaran air dan sirkulasi yang terjadi oleh sistem atmosfer dalam bumi.

Siklus hidrologi atau siklus air merupakan sebuah proses pergerakan dari molekul air (H2O) yang terjadi secara berkala dan terus menerus. Dimana air dari bumi menuju atmosfer kemudian juga kembali lagi ke bumi.

Singkatnya, pergerakan dari air laut yang menguap naik ke udara ternyata pada akhirnya akan kembali jatuh ke permukaan tanah. Adapun air yang jatuh ke bumi ini kita kenal sebagai hujan sehingga kembali ke bumi dan mengalir ke laut kembali.

Sistem air ini terjadi secara terus-menerus sehingga dikenal sebagai siklus hidrologi atau siklus air.

Hidrologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti "Ilmu Air". Secara harfiah, artinya merupakan cabang ilmu geografi yang fokus dalam mempelajari ilmu pergerakan air ataupun siklus air tersebut.

 

Jenis-jenis Siklus Hidrologi

Dalam proses siklus hidrologi, terdapat beberapa jenis. Melansir dari Lindungihutan, berikut ini adalah beberapa jenis dari siklus hidrologi beserta penjelasannya:

1. Siklus hidrologi pendek

Siklus hidrologi yang pendek adalah sebuah proses siklus air yang terjadi tanpa adanya tahapan advekasi atau perpindahan awan. Dimana siklus tersebut hanya diawali dengan evaporasi air laut menuju atmosfer bumi.

Adapun pada ketinggian tertentu ketika uap air yang sudah terkumpul akan terjadi suatu kondensasi dan membentuk sebuah awan. Awan ini lah nantinya jika tidak kuat menahan beban air akan mengalami presipitasi dan terjadi air hujan yang turun kembali ke laut.

2. Siklus hidrologi sedang

Dalam siklus hidrologi sedang proses air berawal ketika air laut menguap dan air ini terbawa oleh angin sehingga membawanya sampai arah daratan. Maka ketika dalam ketinggian tertentu uap air yang melewati fase kondensasi akan berubah menjadi suatu awan.

Kemudian ketika awan ni berubah menjadi hujan alhasil hujan pun turun di daerah daratan dan air yang jatuh mengalami peresapan ke dalam tanah sehingga bisa terserap baik oleh akar tumbuhan, atau terbawa lagi  ke sungai dan berakhir di laut.

 

Selanjutnya

3. Siklus hidrologi panjang

Seperti namanya, siklus ini adalah siklus yang biasanya dapat terjadi pada wilayah-wilayah pegunungan atau wilayah yang mempunyai iklim sub tropis. Biasanya pada siklus ini peristiwa penguapan tersebut tidak akan langsung menjadi air hujan.

Siklusnya berawal dengan fase evaporasi yang terjadi di lautan kemudian airnya berubah jadi sebuah molekul gas dan setelah itu mengalami tahap sublimasi. Adapun nantinya berubah jadi berbentuk awan, tetapi di dalamnya mengandung kristal es dan selanjutnya akan mengalami tahap advekasi.

Tahap advekasi ini awan akan berpindah dan di dalam awan itu ada kristal es yang membawanya ke daerah daratan dan melewati fase dari presipitasi. Setelah itu awan akan berubah menjadi hujan namun jenis hujan yang turun bukan hujan air biasa tapi berbentuk salju dan terakumulasi dengan membentuk gletser.

Setelah berbentuk gletser yang jatuh ke bumi lama kelamaan akan kembali mencair karena suhu serta tekanan. Maka dari itu, gletser yang mencair pun nantinya tetap akan kembali pada aliran sungai dan mengarah kembali pada lautan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya