Liputan6.com, Yogyakarta - Kolaborasi riset internasional perguruan tinggi di Indonesia dengan beberapa perguruan tinggi di Australia dan Inggris ternyata memiliki alasan tersendiri. Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama Universitas Gadjah Mada, Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan kolaborasi riset internasional dengan melibatkan banyak pakar dari berbagai di Indonesia, Australia, dan Inggris ini dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi.
"Berbagai pengalaman peneliti dari tiga negara yang berbeda menjadi kunci kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah berbagi dan atau transfer pengetahuan dan jaringan. Saya percaya bahwa forum ini akan berfungsi sebagai platform untuk bertukar ide di antara para peserta, yang akan mempromosikan penelitian lebih lanjut dan kolaborasi studi yang mengarah pada inovasi teknologi," katanya saat simposium di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Selasa 28 Maret 2023.
Melalui program kolaborasi riset internasional inovatif produktif yang bertajuk UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Science (Ukicis) dan Partnership in Research Indonesia and Melbourne (Prime) ini, menurutnya Fakultas Teknik UGM dapat memberikan kontribusi besar sebagai salah satu pemimpin di bidang keinsinyuran untuk bekerja sama dengan mitra universitas dalam mengembangkan penelitian di bidang energi, kota pintar, lingkungan dan biomaterial.
Advertisement
Baca Juga
"Saya yakin bahwa simposium internasional tentang program prime dan ukicis akan memberikan hasil yang bermanfaat dan meletakkan dasar yang kuat untuk kerjasama penelitian dan pengembangan di masa depan antara universitas di Indonesia, Australia dan Inggris," jelasnya.
Direktur SDM Dikti Kemendikbud Ristek RI Sofwan Effendi, menyebut program ini akan mendorong pengembangan SDM dan inovasi riset di tanah air yang saat ini tertinggal jauh dibanding dari negara tetangga di Asia Tenggara. Ia menyebutkan bahwa Global innovation index atau indeks inovasi global Indonesia saat ini berada di peringkat 75 dari 132 negara.Â
"Masih kalah jauh dari Thailand dan Malaysia apalagi Singapura," jelasnya.
Sementara Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia (UI) Nurtami menyampaikan kolaborasi riset internasional di bidang riset dan pendidikan antara peneliti Indonesia dengan peneliti dari Australia dan Inggris bisa menguatkan rekognisi internasional.
 "Kerja sama pendidikan dan riset ini  bisa membawa dampak bagi penguatan posisi perguruan tinggi di tingkat internasional," paparnya.