Mengenal Rewang dalam Budaya Jawa, Tradisi Gotong Royong Tanpa Imbalan

Bahkan, melalui tradisi rewang ini juga menjadi penentu keberhasilan suatu hajatan

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Apr 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi tradisi rewang
Ilustrasi/copyright shutterstock.com/Kerdkanno

Liputan6.com, Yogyakarta - Tradisi memang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Salah satu tradisi yang banyak dikenal dan masih dilakukan hingga sekarang adalah tradisi rewang.

Tradisi ini biasa ditemukan di masyarakat pedesaan yang masih sangat kental dengan semangat gotong royongnya. Mengutip dari surakarta.go.id, tradisi ini umumnya dilakukan ketika tetangga sekitar sedang akan memiliki hajat atau acara besar.

Dalam acara tersebut, tentu dibutuhkan bantuan dari masyarakat setempat, baik dalam hal membuat makanan atau persiapan lainnya. Oleh karena itu, baik wanita maupun pria, akan bersama-sama membantu meringankan pekerjaan tetangga yang sedang memiliki hajat tersebut.

Para ibu-ibu biasanya menjadi 'kanca wingking', yakni lebih fokus pada kegiatan dapur, seperti memasak dan mempersiapkan segala kebutuhan pangan. Sementara itu, para bapak-bapak akan berkumpul untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam acara tersebut.

Tak ketinggalan, para anak muda juga ikut terlibat dalam tradisi ini. Mereka biasanya bertugas menyajikan atau mengantarkan makanan kepada para tamu undangan.

Bagi masyarakat pedesaan, ikut serta dalam tradisi rewang merupakan suatu kewajiban. Tak hanya tentang kemanusiaan, tradisi rewang juga dilakukan untuk menghindari hukum sosial.

Pasalnya, jika seseorang tidak mengikuti tradisi ini, maka dapat dipastikan nantinya ia tidak akan mendapat bantuan dari masyarakat sekitar ketika memiliki hajat atau acara besar. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini juga dapat mempererat hubungan bermasyarakat.

Para masyarakat akan saling berkumpul, bersilaturahmi, dan bercerita satu sama lain. Secara tidak langsung, mereka akan semakin dekat, sehingga terbentuk hubungan persaudaraan yang semakin erat satu sama lain.

Bahkan, melalui tradisi rewang ini juga menjadi penentu keberhasilan suatu hajatan. Jika masyarakat bergotong royong dan mempersiapkan segala hal dengan baik, maka acara dapat berjalan sukses, begitu pun sebaliknya.

Karena merupakan tradisi sukarela, seluruh masyarakat yang ikut terlibat dalam tradisi rewang ini tidak mendapatkan imbalan. Namun, biasanya pada akhir acara, mayoritas tuan rumah akan memberikan hantaran berupa makanan atau bahan sembako sebagai ucapan terima kasih. Hingga kini, tradisi rewang masih bisa ditemui di masyarakat Jawa, khususnya yang hidup di pedesaan.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya