Liputan6.com, Blora - Masyarakat Kabupaten Blora tumpah ruah di Jalan Pemuda untuk merayakan momen HUT ke-78 RI, Rabu (16/8/2023). Mereka menggelar hajatan sambil mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan penutup kepala khas pakaian adat Samin.
Tak hanya itu, masyarakat juga tampak membawa sego berkat buntelan godong jati (nasi yang dibungkus daun jati) dan juga membawa air mineral botolan plastik.
Sebelum acara berlangsung, masyarakat terpantau sibuk menyiapkan sego berkat itu. Seperti yang dilakukan oleh warga Kecamatan Blora kota bernama Yuni Rahayu, mendapatkan banyak pesanan.
Advertisement
"Aku dapat pesanan dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah)," ujarnya kepada Liputan6.com saat disinggung kaitan sego berkat yang dibungkusnya memakai godong jati.
Yuni sekilas memaparkan kegiatan perayaan HUT RI yang digelar Kabupaten Blora. Yaitu, konsepnya dikemas kegiatan Gas Deso Kabupaten (sedekah desa tingkat kabupaten) dengan menyajikan sebanyak 9.640 sego berkat buntelan godong jati.
Tercatat Rekor Dunia oleh MURI
Totalnya yang tercatat mengikuti kegiatan ini, sebanyak 5.731 peserta masyarakat dari berbagai lapisan yang mengenakan pakaian serba hitam adat Samin.
Dengan gelaran acara Agustusan yang spektakuler itu, tercatat di rekor dunia oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).
Ada yang unik di balik prosesi kegiatan ini, yakni juga diawali pengumpulan air dan tanah yang berasal dari sebanyak 295 desa/ kelurahan se-Kabupaten Blora.
Hal itu dimaksudkan sebagai simbol persatuan, kesatuan dan semangat Sesarengan mBangun Blora. Tak pelak, kegiatan inipun menyedot perhatian dari masyarakat lantaran sebelumnya belum pernah ada di Blora.
Kemudian, tentang sego berkat buntelan godong jati itu juga simbol dari semangat sesarengan semua stakeholder yang ada di Blora.
Konsep Baru
Bupati Blora, H Arief Rohman yang hadir langsung di acara itu mengatakan, tasyakuran HUT Kemerdekaan RI di Blora kali ini kita laksanakan dengan konsep baru.
Diakuinya kegiatan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu dengan nguri-uri peninggalan budaya tak benda berupa Gas Deso yang dilaksanakan di Bumi Blora.
“Masyarakat sangat antusias sekali acara yang diikuti 5.731 peserta dengan mengenakan pakaian adat Samin, yakni berpakaian serba hitam lengkap dengan ikat kepala," ujar Gus Arief, panggilan Bupati Blora.
Gus Arief memaparkan, masyarakatnya bersama-sama duduk bersila memenuhi sepanjang jalan Pemuda Blora dengan membawa 9.640 nasi berkat yang dibungkus dengan daun jati.
"Ini di luar prediksi, karena ada tambahan baik jumlah nasi berkat maupun pesertanya,” papar putra pertama Pengasuh Ponpes Annur Blora, KH Ali Muhdlor ini.
Menurutnya, Gas Deso yang selama ini dilaksanakan di semua pelosok pedesaan mempunyai makna kebersamaan dan kerukunan. Serta, saling memberi dan menerima dengan ikhlas dan riang gembira.
Alumni Ponpes Khozinatul Ulum Blora ini menyebutkan, di Gas Deso Kabupaten Blora menyajikan sekitar 9.640 bungkus sego berkat, diikuti 369 dinas/ instansi/ lembaga/ kecamatan/ pemerintah desa/kelurahan.
Sementara hadir meliputi seluruh unsur pemerintahan, swasta, tokoh masyarakat dan masyarakat umum dengan mengenakan pakaian adat samin.
Tak lupa, Gus Arief juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim MURI yang telah berkenan hadir dan mencatat kegiatan perayaan HUT RI ke-78 di Kabupaten Blora.
"Semoga bisa memecahkan rekor. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Blora atas kontribusinya dalam mendukung terselenggaranya pemerintahan yang baik, meski masih banyak yang perlu ditingkatkan," pungkasnya.
Advertisement