Jalin Pembayaran Nusantara Dukung Bank dan Fintech Menghadapi Lonjakan Transaksi Nataru

Jalin telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan dukungan operasional terhadap penyelenggaraan infrastruktur sistem pembayaran.

oleh Tim Regional diperbarui 24 Des 2023, 15:34 WIB
Diterbitkan 18 Des 2023, 10:47 WIB
Direktur Operations Jalin, Argabudhy Sasrawiguna. (Liputan6.com/ ist)
Direktur Operations Jalin, Argabudhy Sasrawiguna. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), bagian dari Holding BUMN Danareksa yang mengelola jaringan ATM terbesar di Indonesia (ATM Link) saat ini tengah mengambil langkah antisipatif dalam menghadapi lonjakan transaksi keuangan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Jalin turut menyikapi proyeksi Bank Indonesia (BI) terkait peningkatan uang yang beredar saat Nataru sekitar 6-8 persen dari kebutuhan periode harian. Hal tersebut menjadi perhatian mengingat aktivitas Nataru tahun ini mendekati momen Pemilu serta persiapan Ramadan dan Idulfitri 2024.

Pada Oktober 2023, BI mencatat peningkatan nilai transaksi Uang Elektronik (UE) sebesar 17,67% (YoY), mencapai total Rp41,71 triliun. Sementara itu, nilai transaksi digital banking juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,57 persen (YoY) dengan total Rp5.118,89 triliun.

Terdapat peningkatan yang signifikan dalam nominal transaksi QRIS sebesar 186,08% (YoY), mencapai total Rp24,97 triliun, dengan jumlah pengguna mencapai 43,44 juta dan jumlah merchant mencapai 29,63 juta di mana sebagian besar di antaranya merupakan UMKM.

Menilik pola tahunan saat periode Nataru, masyarakat melakukan transaksi keuangan untuk memenuhi kebutuhan persiapan Natal dan Tahun Baru, berlibur, maupun transaksi pada promosi akhir tahun yang diadakan oleh merchant.

Direktur Operasi Jalin, Argabudhy Sasrawiguna, memproyeksikan lonjakan transaksi terjadi saat 21 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024.

Jalin telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan dukungan operasional terhadap penyelenggaraan infrastruktur sistem pembayaran, termasuk pengelolaan transaksi keuangan melalui jaringan LINK, seperti di kanal ATM & CRM, Debit, serta kanal digital mobile banking, QRIS Domestik, dan Antarnegara.

"Kami mengimplementasikan aspek operational excellence dengan strategi pemenuhan layanan yang mencakup optimalisasi monitoring center, peningkatan kapasitas infrastruktur, analisis historis, serta strategi mitigasi dan pemulihan ketika menghadapi bencana alam," ujar Argabudhy.

Kesiapan Jalin dalam mendukung operasional bank dan fintech ketika periode Nataru tercermin lewat mitigasi risiko dan analisa data berbasis historis.

Melalui implementasi pemantauan secara real-time, Jalin dapat mendeteksi secara cepat anomali transaksi yang timbul agar tindakan pemulihan dapat segera dilakukan.

Selain itu, dengan model analisa data berbasis pemantauan historis, Jalin juga dapat memprediksi serta merencanakan kapasitas yang dibutuhkan untuk mengelola lonjakan transaksi selama periode Nataru.

"Posko 24/7 yang kami dedikasikan selama Nataru hadir dengan tujuan melayani kebutuhan seluruh member perbankan dan fintech," jelasnya.

Ia berharap setiap isu operasional dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat. Keterlibatan Jalin untuk mendukung penuh setiap member dengan tujuan memastikan terwujudnya transaksi yang aman dan nyaman bagi masyarakat selama menikmati liburan Nataru tahun ini.

 

 

Forum Link Nataru 2023

Forum Link Nataru 2023 Jalin diselenggarakan dengan mengundang 49 member yang berasal dari bank dan fintech. Ajang ini bertujuan untuk memastikan tantangan operasional dalam pemenuhan Service Level Agreement (SLA) Nataru dapat diatasi secara cepat dan tepat.

Tahun ini, Jalin mengusung tema "Adapting for Tomorrow: The Role of Resilience in Creating Reliability" dan mengundang Eddy Sofryano, CEO Infomedia, sebagai pembicara pada Kamis (14/12).

Pemilihan tema ini dilakukan untuk mengakomodasi perubahan yang cepat dan terus berkembang dalam lingkungan bisnis serta sosial, di mana adaptasi dianggap sebagai kunci utama untuk bertahan.

Eddy menyatakan pandangannya bahwa ke depan, semua sektor industri harus bersiap menghadapi laju eksponensial teknologi-teknologi baru dan mengakui tren-tren yang mempengaruhi operasional bank serta pemenuhan kebutuhan pelanggan.

"Perkembangan kecerdasan buatan, digitalisasi mata uang, dan identitas digital yang terus bertumbuh secara eksponensial memberikan pengaruh signifikan dalam operasional bisnis perbankan," katanya.

Untuk itu, digitalisasi proses bisnis dengan mengadopsi Analytics, Automation, dan AI (3A) capabilities menjadi kebutuhan dalam menjawab tantangan industri perbankan & financial service ke depannya.

 

 

 

 

 

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya