Bandara Masih Ditutup, BMKG Sebut Masih Ada Sebaran Debu Vulkanik Erupsi Gunung Lewotobi di Udara

BMKg menyebutkan, sebaran abu vulkanik dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki masih ada di ruang udara.

oleh Tim Regional diperbarui 03 Jan 2024, 12:34 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2024, 12:34 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki
Warga dari sejumlah desa mengungsi di posko kantor Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, pasca gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi (Liputan6.com/Ola Keda)

 

Liputan6.com, Kupang - Sebaran abu vulkanik dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki masih ada di ruang udara, sehingga berpotensi berdampak pada keselamatan penerbangan. Hal ini diungkapkan Kepala Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaverius Seda Sikka, Ota Thalo, Rabu (3/1/2024).

"Masih closed (penerbangan), karena adanya sebaran debu vulkanik di ruang udara," katanya.

Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur kembali erupsi pada 1 Januari 2024, dan memunculkan rekahan baru di arah timur laut yang menunjukkan embusan asap kawah semakin melebar, sehingga tingkat ancaman semakin meningkat.

Akibat erupsi itu, penerbangan dari dan ke Maumere di Bandara Frans Seda Maumere, Kabupaten Sikka ditutup sejak tanggal 1 Januari 2023 dengan alasan keselamatan.

Ota menjelaskan, penutupan aktivitas penerbangan didasarkan pada informasi penyebaran debu vulkanik lewat SIGMET atau Informasi Meteorologi Signifikan yang menunjukkan ketinggian debu vulkanik dari permukaan hingga lapisan 9.000 feet.

Selain itu, adanya penyebaran atau pergerakan ke arah barat dengan kecepatan 10 knot dan intensitas tetap.

"Kami mengimbau agar waspada untuk penerbangan di area berwarna merah atau melihat lokasi penyebaran pada informasi SIGMET," ucap Ota.

 

Bandara Masih Ditutup

Sementara itu, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Bandara Frans Seda Maumere Partahian Panjaitan membenarkan penutupan sementara layanan operasional penerbangan dari dan ke Maumere hingga hari ini.

Ia mengatakan penutupan sementara harus dilakukan, karena abu vulkanik yang mengenai mesin pesawat dapat berakibat fatal dan berampak pada keselamatan penerbangan.

Penutupan itu juga merujuk pada hasil pengamatan BMKG bahwa ruang udara Bandara Frans Seda Maumere masih terindikasi abu vulkanik.

"Masih tutup sampai pukul 17.00 Wita, nanti kalau ada perubahan data dari BMKG kita akan segera evaluasi," kata Partahian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya