Kisah Frank Schmidt dan FC Heidenheim Berjuang Sejak Berstatus Amatir Hingga Kini Tampil di Bundesliga

Heidenheim adalah sebuah kota kecil yang terletak di antara Munchen dan Stuttgart. Penduduknya hanya mencapai 50.000 jiwa. Kota itu memiliki Stadion bernama Voith Arena yang menjadi markas bagi FC Heidenheim.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 11 Jan 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2024, 12:00 WIB
Tahan Heidenheim, Werder Bremen Selamat dari Degradasi Bundesliga
Pemain Werder Bremen merayakan keberhasilan bertahan di kompetisi Bundesliga usai menahan imbang Heidenheim 1846 di laga play-off leg kedua, Selasa (7/7/2020) dini hari WIB. Bremen bermain imbang 2-2 atas Heidenheim. (AFP/Kai Pfaffenbach/pool)

Liputan6.com, Yogyakarta - Akhir musim kompetisi 2022/2023 adalah momen bersejarah bagi klub FC Heidenheim. Mereka berhasil naik ke kasta tertinggi sepak bola Jerman Bundesliga.

Heidenheim adalah sebuah kota kecil yang terletak di antara Munchen dan Stuttgart. Penduduknya hanya mencapai 50.000 jiwa. Kota itu memiliki Stadion bernama Voith Arena yang menjadi markas bagi FC Heidenheim.

Mulanya Voith Arena hanya berkapasitas 700 penonton, kemudian bertambah seiring renovasi yang dilakukan setelah FC Heidenheim promosi ke kasta tertinggi piramida sepak bola Jerman.

Ada yang unik dari kisah promosi FC Heidenhem. Mereka adalah tim yang mendaki perlahan ke puncak tertinggi Liga Jerman selama 20 tahun dari Divisi 5.

Kisah ini bermula sejak 2007. Frank Schmidt pemainnya yang berposisi sebagai bek tengah pensiun lalu dipercaya sebagai pelatih kepala. Ia pun memulai revolusi di tubuh FC Heidenheim.

Frank Schmidt membawa perubahan besar FC Heidenheim berkompetisi di Divisi Keempat Jerman, Oberliga Baden-Wurttemberg. Ia membangun filosofi sepak bola yang terorganisasi dan cepat.

Tidak ada keraguan tentang orang yang memiliki pengaruh terbesar dalam kebangkitan Heidenheim. Schmidt mengambil kendali klub tak lama setelah restrukturisasi pada tahun 2007.

Ia berhasil membimbing timnya meraih lima kemenangan di Piala Württemberg dan membawanya promosi ke kasta ketiga Liga Jerman.

Dia juga membawa FC Heidenheim ke perempat final Piala DFB 2018/19, di sana mereka nyaris mengalahkan sang jawara Bayern Munich.

 


16 Tahun

Dikutip dari Bundesliga, Schmidt tidak hanya lahir di Heidenheim, ia bahkan menyelesaikan karier bermainnya yang sederhana sebagai kapten klub kampung halamannya, membantu mereka naik ke Oberliga di musim pertama dari empat musimnya sebagai kapten.

Hampir 16 tahun kemudian, ia masih menduduki kursi panas Heidenheim, dan menyandang gelar tidak resmi sebagai manajer terlama di sepak bola profesional Jerman, mengungguli Christian Streich dari Freiburg (ditunjuk pada Desember 2011). CEO klub Holger Sanwald bahkan bercanda bahwa Schmidt dapat memiliki “kontrak seumur hidup”.

Setelah membawa timnya ke divisi ketiga, Schmidt menyelesaikan kursus pelatihan DFB pada tahun 2011 bersama mantan pelatih Cologne dan Hamburg Markus Gisdol, mantan bos Bayer Leverkusen Roger Schmidt, dan temannya Sven Mislintat, yang pernah bekerja di manajemen Borussia Dortmund.

Untuk membangun kesuksesan ini, ada sejumlah faktor yang sangat vital, yakni manajemen sumber daya manusia. Tak ayal striker Hertha Berlin Florian Niederlechner menghabiskan dua setengah musim bersama Heidenheim di awal karirnya, dan menggambarkan Schmidt sebagai orang luar biasa, katanya dia adalah orang yang tahu bagaimana berbicara dengan para pemainnya.

Pemain berusia 29 tahun itu benar-benar tampil impresif di musim terakhirnya. Ia berhasil mencetak 15 gol, hal itu pun membuatnya diboyong Mainz untuk tampil di Bundesliga.

Kemudian pada 2014, FC Heidenheim berhasil promosi ke 2.Bundesliga atau kasta kedua Liga Jerman. Pihak manajemen pun berbenah menjadikan klub sebagai tim profesional.

Hal unik lainnya dari kisah FC Heidenheim adalah beberapa staff di sana belum berganti sejak tim itu masih berstatus sebagai tim amatir. Diantaranya Frank Schmidt, kemudian CEO Holger Sanwald, suporting manager Alexander Raaf, serta puluhan staff lainnya.

Pada  1910 tim sepak bola pertama Heidenheim didirikan. Tim ini diprakarsai oleh insinyur lokal yang bekerja untuk Voith Group: VfB Heidenheim. Sejak itu, klub ini telah mengalami sejumlah perubahan nama dan menjadi bagian dari beberapa merger, terutama dengan TSB Heidenheim pada 1972.

Sepanjang abad ke-20 klub ini bermain di liga-liga bawah Jerman, kadang-kadang berpartisipasi di Piala DFB. Heidenheim yang modern kemudian baru tercipta pada 2007, ketika tim sepak bola klub berpisah dari Heidenheimer Sportbund.

 

Penulis: Taufiq Syarifudin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya