Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikan status Gunung Api Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) per Selasa 9 Januari 2024 pukul 23.00 WITA.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu (Minggu, 7/01/2024) Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki melaporkan, hingga pukul 10.20 WITA terjadi dua kali letusan (erupsi).
Erupsi pertama terjadi pukul 09.53 WITA. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sementara ini sekitar 3 menit 43 detik. Erupsi kedua terjadi pukul 10.12 WITA, namun tinggi kolom abu tidak teramati.
Advertisement
"Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki – laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 KM dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan sektoral 5 KM ke arah Barat Laut - Utara," ujar Plt Kepala Badan, Muhammad Wafid, dalam keterangan tertulisnya Rabu, 10 Januari 2024.
Wafid mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
Sedangkan masyarakat yang terdampak hujan abu Gunung Lewotobi Laki-laki memakai masker atau penutup hidung-mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Masyarakat juga diminta agar tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah setempat serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
"Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung," kata Wafid.
Peningkatan status gunung api tersebut disebutkan samting, merupakan hasil pengamatan secara visual selama 1-9 Januari 2024 menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki menunjukkan peningkatan tinggi kolom erupsi maksimum 1.500 meter dari pusat erupsi yang berada pada area sebelah barat laut-utara Kawah GunungLewotobi Laki-laki.
Teramati sinar api dan lontaran material pijar di bagian puncak dan aliran lava di bagian rekahan berarah Barat Laut-Utara dari puncak.
"Guguran teramati dengan jarak luncur 300 meter dari puncak, dan arah luncuran ke arah utara hingga barat laut," sebut Wafid.
Pengamatan visual terkahir disebutkan gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih, kelabu dan coklat dengan intensitas sedang hingga tebal tinggi sekitar 300-1500 meter dari puncak.
Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah utara, timur laut, barat daya, barat dan barat laut. Suhu udara sekitar 20-30 derajat Celcius.
"Terjadi Letusan dengan tinggi 1000-1500 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna kelabu," jelas Wafid.
Sedangkan untuk pengamatan instrumental dicatat Jenis gempa yang terekam selama periode 1-9 Januari 2024, 3 kali gempa erupsi, 1 kali gempa guguran, 90 kali gempa hembusan, 1 kali gempa low frequency, 45 kali gempa vulkanik dangkal, 150 kali gempa vulkanik dalam, 4 kali gempa tektonik lokal, 14 kali gempa tektonik jauh dan 5 kali gempa tremor menerus.
Terjadinya erupsi menerus Gunung Lewotobi Laki-laki dijelaskan Wafid, menandakan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi.
Sementara tremor (getaran) menerus cenderung mengalami peningkatan amplitudo yang menunjukkan terjadinya peningkatan energi erupsi.
"Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki laki akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan," ungkap Wafid.
Â
Banjir Lahar Dingin
Dicuplik dari laman regional Liputan6.com, Gunung Lewotobi Laki-laki hingga saat ini masih terus mengeluarkan lahar dingin. Lahar tersebut mengarah ke area pertanian milik warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain desa Klatanlo, banjir lahar dingin juga menerjang desa Nobo, kecamatan Ile Bura dan Desa Dulipali kecamatan Wulanggitang.
Lahan pertanian yang berisi tanaman padi, jagung hingga kelapa seluas tiga hektare pun rusak.
"Banjir lahar dingin menerjang lahan pertanian sejak Senin sampai Selasa (8-9 Januari)," ujar Kosmas Uran, salah satu Warga Desa Klatonlo kepada Liputan6.com, Selasa 9 Januari 2024.
Tidak hanya itu, lahar dingin juga menerpa pertambangan pasir di 2 desa di Kecamatan Wulanggitang.
Kepala Desa Nobo, Petrus Kikung Witin, yang menjadi salah satu desa terdampak lahar dingin mengatakan kejadian itu terjadi dengan cepat.
"Untungnya tidak ada korban jiwa atau rumah warga yang rusak," ujar Petrus
Ia pun meminta warga untuk menjauhi aliran lahar dingin untuk sementara waktu.
Pengungsi TErserang ISPA
Tercatat sebanyak 4.788 warga di dua kecamatan di Kabupaten Flores Timur, NTT masih menempati lokasi pengungsian pasca-erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita mengatakan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki itu sudah berdampak pada kesehatan para pengungsi. Sesuai data tim medis di posko kesehatan di lokasi pengungsian, ada 677pengungsi mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
"Ada juga dispepsia 132 orang, Rfa 100 orang, Hipertensi 79 orang, Dermatitis 84 orang, Gastritis 78 orang, Chepalgia 70 orang, Influenza 70 orang, Myalgia 61 orang, Obs.Febris 35 orang, Konjungtivitis 20 orang dan diare 18 orang," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa 9 Januari 2024.
Menurut dia, para pengungsi yang mengalami keluhan kesehatan sudah mendapatkan pelayanan kesehatan dari tim medis yang siaga di posko pengungsian.
Â
Advertisement
Posko Pengungsian
Hingga 9 Januari 2024 sebanyak 4.788 warga yang mengungsi pasca erupsi gunung Lewotobi.
4.788 warga itu terdiri dari 2.298 pria dan 2.490 perempuan. Data sementara pengungsi di Posko Kecamatan Wulanggitang pada Selasa 9 Januari 2024 yakni SDK kemiri 217 orang, SMPN 1 Wulanggitang 783 orang, CU. Remaja Hokeng 62 orang dan Koramil Wulanggitang 23 orang.
Di Polsek Wulanggitang 15 orang, Desa Pululera (rumah warga 548 orang, Desa Boru (rumah warga 493 orang, Desa Boru Kedang (rumah warga 292 orang, Desa Hewa (rumah warga 541 orang, Desa Nileknoheng 120 orang dan Desa Waiula 20 orang.
"Total jumlah pengungsi di Posko Kecamatan Wulanggitang sebanyak 3.114 orang," tandas Kapolres.
Pengungsi di Kecamatan Titehena sebanyak 1.536 orang dan berada di Posko desa Konga 1.408 orang, Desa Tuakepa (rumah warga) 44 orang, Desa Ile Gerong (rumah warga) 40 orang, Desa Tenawahang (rumah warga) 4 orang. Desa Watowara (rumah warga) 22 orang dan Desa Leraboleng (rumah warga) 18 orang.
Pengungsi di Kecamatan Demon Pagong, Kecamatan Ile Bura dan Kecamatan Larantuka sebanyak 138 orang.
Sementara itu ada 340 anak yang juga menjadi pengungsi yakni Kecamatan Wulanggitang 190 orang, Kecamatan Titehena 134 orang, Kecamatan Demon Pagong 13 orang, Kecamatan Ile Bura 1 orang dan Kecamatan Larantuka 2 orang.