Liputan6.com, Bandung - Korban pesawat Smart Air Aviation tipe PC6 PK-SNE telah berhasil ditemukan dan dievakuasi ke rumah sakit. Diketahui kedua korban merupakan seorang pilot dalam kondisi selamat dan seorang teknisi yang ditemukan meninggal dunia.
Melansir dari Antara Kepala Basarnas Tarakan Syahril menuturkan seluruh korban telah dievakuasi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Kedua korban dibawa menggunakan Super Puma H-225M Reg. H-2207.
“Seluruh korban dapat terevakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Jusuf SK untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” ujarnya pada Minggu (10/3/2024).
Advertisement
Diketahui pilot pesawat yang ditemukan selamat bernama Capt. M Yusuf (29) dan seorang mekanik yang tewas bernama Deni. S (35). Kepala Desa Binuang Kalvin Daud Ipin yang terlibat dalam evakuasi menceritakan kondisi dari sang pilot.
Ia menuturkan bahwa saat ditemukan sang pilot terlihat sehat, tetapi dengan kondisi tampak letih. Sementara ia menduga sang teknisi pesawat Deni meninggal dunia setelah mengalami hantaman dengan rating pepohonan.
Kalvin juga menceritakan sang pilot bertahan hidup di tengah hutan dengan mencari solusi agar keberadaan puing pesawat dan kru terdeteksi tim SAR. Diketahui sang pilot membuat api unggun agar asap terlihat untuk membantu proses pencarian.
“Pilot buat api unggun, jadi asap yang terlihat waktu pencarian kemarin memang dia yang buat,” kata Kalvin.
Kronologi Jatuhnya Pesawat Smart Air
Sebagai informasi sebelumnya, Pesawat Smart Air melakukan lepas landas dari Bandara Internasional Juwata Tarakan pada Jumat (8/3/2024) pukul 08.25 Wita. Pesawat tersebut dijadwalkan terbang ke Bandara Binuang Krayan dan tiba pukul 09.20 Wita.
Mengutip dari Antara pesawat tersebut membawa sembako sebanyak 21 item dengan berat 583 kilogram. Sembako yang dibawa tersebut di antaranya gula sebanyak 25 kilogram, pasta gigi, kopi, dan permen.
Namun dalam perjalanannya, pesawat sempat dilaporkan hilang kontak pada 11.22 Wita. Setelah dilaporkan hilang kontak pihak Kementerian Perhubungan langsung melakukan proses pencarian bersama TNI AD, Kepolisian, Basarnas, dan warga setempat.
Advertisement
Lokasi Pesawat Jatuh Berhasil Ditemukan
Satu hari kemudian Tim SAR menemukan lokasi diduga jatuhnya pesawat di kawasan hutan pada Sabtu (9/3/2024) sekitar pukul 17.21 Wita. Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Tarakan, Dede Hariana menuturkan tim pencari telah menemukan keberadaan puing pesawat di lokasi.
Diketahui Tim SAR melihat adanya tanda seperti api unggun pada koordinat 3°43'45.80"N115°56'54.45"E. Pihaknya juga menduga api tersebut dibuat oleh korban yang masih hidup untuk memberikan tanda.
“Terdapat tanda seperti api unggun pada koordinat 3°43'45.80"N115°56'54.45"E. Diduga api tersebut dibuat oleh korban yang masih hidup untuk memberikan tanda,” tuturnya.
Setelah proses pencarian dua korban pesawat tersebut berhasil ditemukan pada Minggu (10/3/2024). Tim SAR juga langsung melanjutkan proses evakuasi menggunakan helikopter untuk menyelamatkan kedua korban.
“Tim rescue gabungan yang melaksanakan evakuasi berjumlah 10 orang, terdiri dari lima rescuer Kansar Tarakan, tiga personel TNI AD, dan dua personel Polri,” ujar Kasi operasi SAR Tarakan Dede Hariana.
Proses evakuasi tersebut menggunakan sistem hoisting (pengangkatan) dan tim SAR berhasil mengevakuasi dua kru pesawat pada pukul 16.35 Wita.
Tim SAR Masih Mencari Black Box
Mengutip dari Antara Tim SAR gabungan saat ini masih mencari kotak hitam atau black box dan Flight Data Recorder (FDR) pesawat. Pencarian black box tersebut dilakukan oleh 10 personel tim SAR gabungan yang ada di lokasi jatuhnya pesawat.
“Kita kerahkan satu unit helikopter Bell dari Malinau ke lokasi kejadian untuk misi mencari black box dan FDR,” ucapnya pada Senin (11/3/2024).
Diketahui 10 personel tersebut terdiri dari lima personel Basarnas dan lima personel TNI/Polri. Di antaranya dari personel Basarnas yaitu Hamsah, Muzfadhil Chaerul Muhammad, Muh Yusdi Fajerin, Fajar Bakti Tandi Datu, dan Rangga Wijaya Saputra.
Sementara untuk tim dari personel TNI/Polri di antaranya adalah Letda Agung, Serka Safriansyah, Serda Sigawa, Bripda Trio Paurana, dan Bripda Sahrul.
Advertisement