Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pembebasan smartphone (ponsel) dan komputer dari tarif impor China. Namun, ia akan melakukan penyelidikan perdagangan keamanan nasional terhadap sektor semikonduktor, termasuk chip dari China.
"Barang elektronik tersebut hanya akan pindah ke 'kelompok' tarif yang berbeda. Kami akan mencermati semikonduktor dan seluruh rantai pasokan elektronik dalam Investigasi Tarif Keamanan Nasional yang akan datang," kata Trump dalam sebuah posting media sosial, dikutip dari The Straits Time, Senin (14/4/2025).
Advertisement
Baca Juga
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menjelaskan produk teknologi penting dari China akan menghadapi tarif impor baru yang terpisah bersama dengan semikonduktor dalam dua bulan ke depan.
Advertisement
Pengecualian tarif impor terhadap ponsel dan komputer dipandang sebagai terobosan besar bagi perusahaan teknologi seperti Apple dan Dell Technologies yang bergantung pada impor dari China.
Perdebatan Trump soal tarif telah memicu perang dagang dengan Tiongkok dan memicu perubahan siginifikan di Wall Street sejak pandemi Covid-19 tahun 2020. Indeks acuan Standard & Poor's 500 turun lebih dari 10 persen sejak ia menjabat pada 20 Januari 2025.
Lutnick mengatakan Donald Trump akan memberlakukan "tarif khusus" pada telepon pintar, komputer, dan produk elektronik lainnya dalam satu atau dua bulan, bersamaan dengan tarif sektoral yang menargetkan semikonduktor dan farmasi.
Ia mengatakan pungutan baru tersebut akan berada di luar apa yang disebut tarif timbal balik Trump, di mana pungutan pada impor Tiongkok naik menjadi 125 persen minggu lalu.
"Ponsel hingga komuter akan dibebaskan dari tarif timbal balik, tetapi akan termasuk dalam tarif semikonduktor, yang mungkin akan berlaku dalam waktu satu atau dua bulan," kata Lutnick dalam wawancara di program This Week di ABC, yang memperkirakan bahwa pungutan tersebut akan meningkatkan produksi produk-produk tersebut ke AS.
"Ini adalah hal-hal yang merupakan keamanan nasional, yang perlu dibuat di Amerika," ia memungkaskan.
China menaikkan tarifnya sendiri atas impor AS menjadi 125 persen pada 11 April, sebagai tindakan melawan tarif Trump.
Pada 13 April 2025, sebelum komentar Lutnick, China mengatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi dampak pengecualian untuk produk-produk teknologi yang diterapkan pada 11 April 2025.
"Lonceng di leher harimau hanya dapat dilepaskan oleh orang yang mengikatnya," kata Kementerian Perdagangan China.
Trump Bebaskan Smartphone dan Chip dari Tarif Impor China
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru saja mengumumkan untuk membebaskan sejumlah produk teknologi seperti smartphone, komputer, dan komponen elektronik dari tarif tinggi impor asal China.
Kebijakan baru tarif Trump ini tentunya bakal berdampak positif bagi industri teknologi AS, di mana mereka sebelumnya waswas terhadap lonjakan harga produksi dan berimbas perangkat mereka naik harga.
Contohnya adalah Apple. Baru-baru ini, raksasa teknologi berbasis di Cupertino itu kabarnya berencana menibun stok iPhone di Amerika Serikat agar tak terkena tarif impor diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah menyewa pesawat untuk mengantarkan 600 ton atau sebanyak 1,5 juta unit iPhone dari India ke Amerika Serikat. Namun dengan kebijakan baru ini, perusahaan bisa dapat bernafas lega sedikit.
Mengutip BBC, Minggu (13/4/2025), Bea Cukai dan Patroli Perbatasan AS mengatakan, barang-barang elektronik akan dikecualikan dari tarif global Trump sebesar 10 persen dan tarif khusus terhadap produk China sebelumya mencapai 125 persen.
Kebijakan tarif Trump ini diungkap Presiden As ke-47 saat dirinya berada di atas pesawat kepresidenan, Air Force One, dalam perjalanan menuju Miami pada Sabtu malam waktu setempat.
"Kami akan sangat spesifik," ujar Trump ke awak media di Air Force One. "Tetapi kami menerima banyak uang. Sebagai sebuah negara, kami menerima banyak uang."
Kebijakan baru tarif Donald Trump ini mulai berlaku sejak 5 April ini, mencakup sejumlah produk penting seperti chip semikonduktor, ponsel pintar, panel surga, hingga kartu memori.
Seperti diketahui, mayoritas barang-barang tersebut sebagian besar diproduksi di China dan memiliki peran penting dalam rantai pasok global.
Advertisement
Apple hingga Nvidia Bisa Bernafas Lega?
Sejumlah analis teknologi menyambut keputusan ini sebagai agin segar para investor, khususnya di bidang teknologi. Dan Ives, Kepala Riset Teknologi Global di Wedbush Securities, mengatakan, langkah ini sebagai "skenario impian" bagi sektor teknologi.
"Ponsel pintar dan chip yang dikecualikan merupakan skenario pengubah permainan dalam hal tarif China," tulis Dan Ives di akun X pribadinya.
Pihak Gedung Putih menjelaskan, pengecualian ini bukan berarti melemahkan kebijakan kemandirian teknologi, melainkan sebagai masa transisi.
“Presiden Trump telah menegaskan, Amerika tidak dapat bergantung pada Tiongkok untuk memproduksi teknologi penting seperti semikonduktor, chip, telepon pintar, dan laptop,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam pernyataan resmi.
Ia juga menambahkan, perusahaan-perusahaan teknologi telah didorong untuk segera memindahkan lini produksinya ke dalam negeri.
Infografis Tarif Impor Ala Donald Trump. (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement
