Konser Coldplay di Athena Sempat Dihentikan Usai Pendukung Israel Nekat Naik ke Panggung

Warganet dihebohkan dengan video viral aksi nekat pendukung Israel yang naik ke atas panggung konser Coldplay.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 17 Jun 2024, 11:01 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 17:50 WIB
Konser Coldplay
Konser Coldplay di Athena, Yunani, diganggu pendukung Israel yang nekat naik ke atas panggung. (dok. tangkapan layar video TikTok @fortinorita/https://www.tiktok.com/@fortinorita/video/7378970425449123115)

Liputan6.com, Bandung - Media sosial tengah dihebohkan dengan video viral yang menampilkan vokalis Coldplay, Chris Martin meminta konsernya dihentikan. Diketahui tindakan tersebut diambil Chris usai seorang pria berusaha menaiki panggung dan terjatuh.

Insiden tersebut juga terekam oleh para penonton lain dan terlihat sang pria yang nekat menaiki panggung membawa sesuatu yang diduga bendera Israel. Melansir dari Independent kejadiannya terjadi pada Minggu (9/6/2024) dalam konser Coldplay di Athena.

Konser yang bertajuk “Music of the Spheres” tersebut harus dihentikan sementara ketika seorang pria terjatuh usai mencoba naik panggung. Melansir dari video yang tersebar pria tersebut jatuh saat mencoba memanjat deretan lampu di sisi panggung.

Melihat peristiwa tersebut vokalis Coldplay, Chris Martin dan gitarisnya Jonny Buckland sambil ketakutan melihat ke arah pria tersebut jatuh. Chris juga meminta kru di sekitarnya membantu pria tersebut.

Berhenti, berhenti, berhenti, berhenti, berhenti, berhenti, berhenti, berhenti,” ucap Chris Martin.

Belakangan diketahui pria yang melakukan aksi mengganggu tersebut merupakan seorang influencer Israel kontroversial bernama Guy Hochman. Sosoknya dikenal kontroversial karena pernah membuat lelucon tentang pembunuhan warga Palestina di Gaza.

Melansir dari media sosial Instagramnya Guy Hochman juga membagikan foto ketika konser tersebut. Ia juga menulis caption yang menceritakan insiden tersebut dan dilaporkan sempat mengalami tulang rusuk patah akibat insiden yang ia lakukan.

Inilah langkah terakhir. Saya akan segera ke sana, mencium keringat Chris Martin. Ini dia, inilah saya membuat sejarah. Bom! Aku terjatuh. Tulang rusuk kanan patah,” tulisnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mendapatkan Hujatan

Konser Coldplay
Ini merupakan penampilan pertama Coldplay di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Unggahan Guy Hochman ternyata mendapatkan reaksi yang beragam dari warganet salah satunya hujatan. Beberapa pengikutnya di Instagram bahkan mengungkapkan tindakannya bisa mempermalukan jika berhasil.

Ini menyelamatkan kami dari rasa malu, bahkan mungkin meningkatkan pertentangan dari Chris,” kata salah satu warganet.

Warganet lain juga menyebutkan tindakan Guy Hocman bisa menjadikan negaranya lelucon. Sementara itu, Guy Hocman diduga termotivasi melakukan aksi nekatnya karena dukungan Martin sebelumnya terhadap Palestina di tengah serangan militer Israel di Gaza.

Bahkan melalui unggahannya di Instagram Guy Hochman secara terang-terangan menyebutkan bahwa ia tidak mengetahui lagu Coldplay.

Kami berada di konser Coldplay di Athena kemarin, tidak tahu salah satu lagu mereka,” tulisnya.


Influencer Kontroversial

[Fimela] Coldplay
Aksi Chris Martin di konser Coldplay. (Photo by Brent N. Clarke/Invision/AP)

Guy Hochman dikenal sebagai influencer dan komedian yang kontroversial dan bertugas sebagai tentara Israel. Hochman sering mengunggah lelucon tentang pembantaian rakyat Palestina di gaza.

Sikap tersebut tentunya menjadikan Guy Hochman sebagai sosok yang kontroversial terutama di mata publik dunia. Hochman juga mengaku pernah diusir dari Desa Eurovision di Malmo, Swedia setelah mengibarkan bendera Israel saat kontes lagu tahunan berlangsung.

Kompetisinya juga menjadi subjek kontroversi massal setelah Israel diizinkan berpartisipasi. Namun banyak yang menyerukan boikot dan dilaporkan sebelumnya bahwa kota Malmo di Swedia dibanjiri dengan ribuan demonstran yang mengibarkan bendera Palestina.

Berdasarkan pemberitaan dari Washington Post kontes tersebut ditonton lebih dari 150 juta orang dan memang sering dikaitkan dengan politik. Namun beberapa pengamat mengatakan tahun ini menjadi edisi kontes yang paling bermuatan politik dalam 68 tahun sejarahnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya